Minal Aidin Wal Faizin Ucapan Mohon Maaf Secara Umum di Hari Raya

 
Minal Aidin Wal Faizin Ucapan Mohon Maaf Secara Umum di Hari Raya
Sumber Gambar: Foto (ist)

Laduni.ID Jakarta – Dua hari lagi memasuki hari raya idul fitri. Bagi umat muslim yang merayakan pasti mengucapkan satu dengan yang laimya baik disampaikan secara langsung maupung menggunakan media elektronik  “minal aidin wal faizin” dan diikuti dengan mohon maaf lahir dan batin sehingga banyak yang mengira bahwa itu artinya.

Kalimat minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan batin ini serempak seragam diucapkan dalam momen hari raya idul fitri.

Baca Juga: Ucapan Maaf di Hari Raya Tidak Bisa Menggugurkan Dosa Sesama Manusia

Dalam kitab Dawawin Asy-Syi’ri al-Arabi ala Marri Al-Ushur Jilid ke-19 halaman 182 disebutkan, kalimat minal aidina wal faizin ternyata merupakan petikan dari lantunan syair pada masa Andalusia.

Penyair bernama Shafiyuddin al-Huli membawakan sebuah syair yang mengisahkan dendangan kaum wanita pada hari raya. Petikan dari salah satu syairnya itu terdapat kalimat “Ja’alna minal ‘aidina wal faizina (jadikan kami dari orang-orang yang menang dan orang-orang yang beruntung).”

Jika melihat popularitasnya, kalimat tersebut hanya populer di bangsa Melayu, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Beberapa tempat mempunyai ucapan khas sendiri, seperti “Eid mubarak!” di Eropa, atau “Eid sa’id”, dan ucapan “Maaf zahir batin” di Malaysia.

Ucapan ini: Selamat Hari Raya Idul Fitri, Taqobalallahu Minnaa wa Minkum, Minal ‘Aidin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir Batin, merupakan ucapan yang biasa disampaikan dan diterima oleh kaum muslimin di hari lebaran baik melalui lisan ataupun kartu ucapan idul fitri.

Ada dua kalimat yang diambil dari bahasa arab di sana, yaitu kalimat ke dua
(Taqobalallahu Minnaa wa Minkum) dan tiga (Minal ‘Aidin wal Faizin). Apakah arti kedua kalimat itu?

Sebagian orang kadang cukup mengucapkan minal ‘aidin wal faizin dengan bermaksud meminta maaf. Benarkah dua kalimat yang terakhir memiliki makna yang sama?
Para Sahabat Rasulullah biasa mengucapkan kalimat Taqobalallaahu minnaa wa minkum di antara mereka. Arti kalimat ini adalah semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian. Maksudnya, menerima amal ibadah kita semua selama bulan Ramadhan. Para sahabat juga biasa menambahkan: shiyamana wa shiyamakum, semoga juga puasaku dan kalian diterima.

Baca Juga: Memohon Pertolongan Allah, PWNU Jatim Serukan Qunut Nazilah Untuk Warga Palestina

Jadi kalimat yang ke dua dari ucapan selamat lebaran di atas memang biasa digunakan sejak jaman para Sahabat Nabi hingga sekarang.

Lalu bagaimana dengan kalimat: minal ‘aidin wal faizin? Menurut Quraish Shihab dalam bukunya Lentera Hati, kalimat ini mengandung dua kata pokok: ‘aidin dan faizin (Ini penulisan yang benar menurut ejaan bahasa indonesia, bukan aidzin,aidhin atau faidzin,faidhin. Kalau dalam tulisan bahasa arab: من العاءدين و الفاءيزين )

Yang pertama sebenarnya sama akar katanya dengan ‘Id pada Idul Fitri. ‘Id itu artinya kembali, maksudnya sesuatu yang kembali atau berulang, dalam hal ini perayaan yang datang setiap tahun. Sementara Al Fitr, artinya berbuka, maksudnya tidak lagi berpuasa selama sebulan penuh. Jadi, Idul Fitri berarti “hari raya berbuka” dan ‘aidin menunjukkan para pelakunya, yaitu orang-orang yang kembali. (Ada juga yang menghubungkan al Fitr dengan Fitrah atau kesucian, asal kejadian)

Faizin berasal dari kata fawz yang berarti kemenangan. Maka, faizin adalah orang-orang yang menang. Menang di sini berarti memperoleh keberuntungan berupa ridha, ampunan dan nikmat surga. Sementara kata “min” dalam “minal” menunjukkan bagian dari sesuatu.

Baca Juga: Meminta dan Memberi Maaf Menjelang Bulan Ramadhan

Sebenarnya ada potongan kalimat yang semestinya ditambahkan di depan kalimat ini, yaitu ja’alanallaahu (semoga Allah menjadikan kita). Jadi selengkapnya kalimat minal ‘aidin wal faizin bermakna (semoga Allah menjadikan kita) bagian dari orang-orang yang kembali (kepada ketaqwaan/ kesucian) dan orang-orang yang menang (dari melawan hawa nafsu dan memperoleh ridha Allah).

Jelaslah, meskipun diikuti dengan kalimat mohon maaf lahir batin, ia tidak mempunyai makna yang serupa. Bahkan sebenarnya merupakan tambahan doa untuk kita yang patut untuk diaminkan.

Wallahu a’lam.