Amnesty International Serukan Penyelidikan Kejahatan Perang Israel di Gaza

 
Amnesty International Serukan Penyelidikan Kejahatan Perang Israel di Gaza
Sumber Gambar: Foto (Ist)

Laduni.ID, Jakarta - Kelompok pegiat Hak Asasi Manusia (HAM), Amnesty Internasional yang berbasis di London, Inggris merespon serangan udara yang dilakukan oleh pihak Israel terhadap Palestina, terutama di jalur Gaza. Pihak Amnesty menilai, klaim Israel yang sebelumnya hanya melakukan serangan balasan ke zona sayap militer Hamas, rupanya juga menyasar sejumlah bangunan penduduk sipil yang bermukim di Gaza. 

“Pasukan Israel telah menunjukkan pengabaian yang mengejutkan terhadap kehidupan warga sipil Palestina dengan melakukan sejumlah serangan udara yang menargetkan bangunan tempat tinggal dalam beberapa kasus menewaskan seluruh keluarga - termasuk anak-anak - dan menyebabkan kerusakan sewenang-wenang pada properti sipil, dalam serangan yang mungkin merupakan kejahatan perang. atau kejahatan terhadap kemanusiaan, ” kata Amnesty, sebagaimana yang dilaporkan Reuters dan diwartakan Arab News, Selasa 18 Mei 2021. 

Amnesty menyesalkan, tidak ada peringatan lebih awal ketika kedua kubu itu saling serang, untuk menghindari jatuhnya korban sipil lebih banyak lagi--sebagaimana peringatan dalam bentuk sirene, ketika ada roket dari pihak Hamas (Gaza) yang menyasar wilayah Israel. 

Pihak Amnesty mendesak kedua kubu untuk tidak melanggar hukum kemanusiaan. Lembaga itu mengatakan telah mendokumentasikan empat serangan mematikan oleh Israel yang dilakukan di rumah-rumah hunian tanpa peringatan sebelumnya dan meminta Pengadilan Kriminal Internasional untuk menyelidiki.

Disebutkan, serangan Israel pada, Selasa 11 Mei 2021--dua hari sebelum lebaran Idul Fitri 1442 H, telah menghancurkan dua bangunan tempat tinggal milik keluarga Abu Al-Ouf dan Al-Kolaq, menewaskan 30 orang, 11 di antaranya anak-anak. "Seorang ibu dan tiga anak tewas pada 14 Mei ketika bangunan tiga lantai keluarga Al-Atar dihantam," katanya.

Dilaporkan bahwa rumah Nader Mahmoud Mohammed Al-Thom, tempat dia tinggal bersama delapan orang lainnya, diserang tanpa peringatan pada 15 Mei. Hingga kabar ini diwartakan, pihak Israel tidak segera mengomentari kasus-kasus spesifik tersebut. 
(Editor: Ali Ramadhan)