Hafidz Qur’an Murtad, Begini Ceritanya
Laduni.ID Jakarta - Cerita ini serasa kembali mengulang cerita beberapa puluh tahun lalu dimana seorang Hafizh Quran Murtad karena seorang wanita. Begini ceritanya.
Pedangnya masih berkilat-kilat memantul cahaya mentari yang panas di tengah padang pasir yang gersang. Masih segar berlumur merahnya darah orang romawi. Ia hantarkan orang romawi itu ke neraka dengan pedangnya.
Baca Juga: Penjelasan Hukum Murtad dengan Tujuan Main-main
Tak disangka pula, nantinya dirinyapun dihantar ke neraka oleh seorang wanita Romawi. Bukan dengan pedang melainkan dengan Asmara.
Kaum muslimin sedang mengepung kampung romawi. Tiba-tiba mata ‘Abdah tertuju kepada seorang wanita romawi di dalam benteng. Kecantikan dan pesona wanita pirang itu begitu dahsyat mengobrak-abrik hatinya. Dia lupa bahwa tak seorangpun dijamin tak lolos su’ul khotimah.
Tak tahan, iapun mengirimkan surat cinta kepada wanita itu. Isinya kurang lebih: “Adinda, bagaimana caranya agar aku bisa sampai ke pangkuanmu?” Perempuan itu menjawab: “Kakanda, masuklah agama nashrani, maka aku jadi milikmu".
Syahwat telah memenuhi relung hati ‘Abdah sampai-sampai ia menjadi lupa beriman, tuli peringatan, dan buta Alquran. Hatinya terbangun tembok anti-hidayah.
Khotamallaahu ‘ala qulubihim wa’ala sam’ihim wa’ala abshorihim ghisyawah. Astaghfirullah, ma’adzallah.
Baca Juga: Penjelasan Makam orang Murtad sampai Mati
Pesona wanita itu telah mampu mengubur imannya di dasar samudera. Demi tubuh cantik nan fana itu, ia rela tinggalkan Islam. Ia rela murtad.
Menikahlah dia di dalam benteng. Kaum Muslimin yang menyaksikan ini sangat terguncang. Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa seorg hafidz yang hatinya dipenuhi Alquran meninggalkan Allah Ta'ala dan menjadi hamba salib?
Ketika dibujuk untuk taubat, ia tak bisa. Ketika ditanyakan kepadanya,
Baca Juga: Cemas karena Takut Murtad, Apa yang Harus Kulakukan?
“Dimana Alquran mu yang dulu???” Ia menjawab, “Aku telah lupa semua isi Alquran kecuali 2 ayat saja yaitu : رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ. “Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang Muslim." ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖفَسَوْفَ يَعْلَمُونَ.
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).” (QS. Al Hijr: 2-3)
Seolah ayat ini adalah hujjah untuk dirinya, kutukan sekaligus peringatan Allah Ta'ala yang terakhir, namun tak digubrisnya. Dan ia bahagia hidup berlimpah harta dan keturunan bersama kaum nashrani. Dalam keadaan seperti itulah dia sampai mati. Mati dalam keadaan Murtad.
Dikutip dari Republika
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...