Buah Dari Khusyuk adalah Menundukkan Pandangan

 
Buah Dari Khusyuk adalah Menundukkan Pandangan
Sumber Gambar: Foto (ist)

Laduni.ID Jakarta - Imam Hujjatul islam Abu Hamid al-Ghazali menjelaskan bahwa khusyu' di dalam shalat maupun di luar shalat merupakan buah dari pada iman dan konklusi dari pada keyakinan yang diperoleh dengan sebab kebesaran Allah Swt. Setidaknya ada 3 hal yang menyebabkan khusyuk: Pertama, menyadari dan meyakini bahwa Allah melihat kepada hamba. Kedua, mengetahui dan meyakini kebesaran-Nya. Ketiga, mengetahui kekurangan dan keteledoran hamba. Tiga hal inilah yang melahirkan kekhusyukan, baik di dalam dan di luar shalat.

Baca Juga: Ini Kuncinya Supaya Ibadah Kita Khusyuk

Karena itu kita jumpai riwayat adanya seorang (khusyuk) yang tidak pernah mengangkat kepalanya ke arah langit selama empat puluh tahun karena malu dan khusyuk kepada Allah.

Ar-Rabi' bin Khaitsam, karena sangat menundukkan pandangan dan kepalanya sampai disangka oleh sebagian orang, bahwa ia buta. Ia bolak-balik ke rumah Ibnu Mas'ud selama dua puluh tahun. Apabila budak wanita Ibnu Mas'ud melihat beliau, budak itu bertutur kepada Ibnu Mas'ud: "Teman tuan yang buta itu telah datang!". Maka Ibnu Mas'ud tertawa mendengar perkataan budak wanitanya itu.

Apabila Ar-Rabi' mengetok pintu, lalu budak wanita itu keluar, maka dilihatnya Ar-Rabi' menekur dan memicingkan matanya. Dan Ibnu Mas'ud, apabila memandang kepada ar-Rabi', beliau berkata:

 وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ

"Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)" (Q.S al-Hajj: 34)

"Demi Allah! Seandainya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melihatmu, niscaya beliau akan gembira". Pada riwayat yang lain: "niscaya beliau akan mencintaimu". Dan pada riwayat yang lain: "niscaya beliau tertawa".

Baca Juga: Bagaimana Cara Menggapai Shalat Khusyuk ?

Pada suatu hari, Ar-Rabi' berjalan bersama Ibnu Mas'ud melewati tukang besi. Maka tatkala beliau melihat tempat api yang ditiup dan api yang menyala-nyala, seketika peninglah ar-Rabi' dan jatuh pingsan ke lantai. Sehingga Ibnu Mas'ud duduk menunggu di dekat kepalanya, sampai masuk waktu shalat, namun beliau masih belum siuman. Sehingga Ibnu Mas'ud mendukungnya dan di bawa pulang ke rumahnya.

Beliau masih saja pingsan hingga waktu ketika beliau pening (±24 jam) . Sehingga luput dari beliau 5 waktu shalat. Dan Ibnu Mas'ud yang duduk di dekat kepalanya berkata: "Demi Allah! Inilah yang dinamakan takut!".

Ar-Rabi' mengatakan: "Tidak pernah aku masuk ke dalam shalat, yang aku pentingkan di dalamnya, selain dari apa yang aku bacakan dan apa yang dibacakan kepadaku".

Wallahu A'lam

Afriul Zikri