Amalan Dzikir Melapangkan Rezeki dari Habib Umar bin Hafidz

 
Amalan Dzikir Melapangkan Rezeki dari Habib Umar bin Hafidz
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Imam Ghazali pernah menyampaikan bahwa kebahagiaan dunia adalah batu loncatan menuju kebahagiaan akhirat. Artinya segala urusan dunia yang didasarkan pada niat hanya untuk mendapat keridhoan Allah SWT, maka itu bisa mencapai titik tertinggi dari kebahagiaan.

Kebahaagiaan dunia itu bisa meliputi harta benda, teman, karier, jabatan, dll. Sedangkan kebahagiaan akhirat itu berupa ketenangan di alam kubur, selamat dari siksa kubur, masuk surga dan bertemu dengan Allah SWT. Mendapat kebahagiaan dunia bisa dengan berbagai cara, namun tetap pada sesuatu yang dianjurkan Allah, dan tidak melalukan sesuatu yang Allah haramkan. Berusaha dan berdoa harus terus beriringan. 

Kita memang selalu menginginkan segala urusan dunia dan akhirat dipermudah oleh Allah SWT. Kita selalu berharap mendapatkan rahmat dan cinta Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat. Namun, terkadang apa yang kita harapkan tidak kunjung dikabulkan. Hakikatnya bukan karena Allah tidak mendengarnya tapi sebab Allah adalah Dzat Yang Maha Tahu apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Bagaimanapun sebagai seorang hamba, kita tidak boleh berputus asa dalam menjalani hidup ini. 

Habib Umar bin Hafidz, seorang ulama besar abad ini, pernah memberikan sebuah amalan dzikir yang bisa diamalkan untuk memudahkan kita dalam mendapat kebahagiaan akhirat beserta kemudahahan segala urusan di dunia, termasuk dilancarkan rezekinya. Amalan ini bisa dilakukan oleh siapapun umat Islam yang mengetahuinya. Berikut amalannya:

لَا إِلهَ إِلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ

Dzikir tersebut dibaca sebanyak 100 x sebelum/sesudah Shalat Dhuhur.

Terkait dengan amalan dzikir tersebut, terdapat keterangan di dalam Kitab Hilyatul Auliya' bahwa ada satu riwayat dari Sayyidina Ali yang mendengar langsung dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda:

  مَنْ قَالَ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ كَانَ لَهُ أَنِيسًا فِي وَحْشَةِ الْقَبْرِ وَاسْتَجْلَبَ الْغِنَى وَاسْتَقْرَعَ بَابَ الْجَنَّةِ

"Siapa yang mengucapkan kalimat لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ , maka ia akan terjaga dari kecemasan di dalam kubur, memperoleh kekayaan dan disediakan pintu surga (terbuka) untuknya."

Selain itu, terdapat keterangan yang menguatkan juga terkait keutamaan membaca dzikir tersebut, sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Abu Bakar bin Sayyid Muhammad Syatho Ad-Dimyathi dalam karyanya Hasyiyah I'anatut Thalibin ala Fathil Mu'in, beliau mengatakan:

وَرَدَتْ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَحَادِيْثَ صَحِيْحَةٍ كَثِيْرَةٍ، أَمَرَ بِهَا بَعْضَ أَصْحَابِهِ لِتَوْسِعَةِ الرِّزْقِ، وَقَالَ بَعْضُ الْعَارِفِيْنَ: وَهِيَ مُجَرَّبَةٌ لِبَسْطِ الرِّزْقِ الظَّاهِرِ وَالْبَاطِنِ، وَهِيَ هَذِهِ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ، كُلَّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ. سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ، كُلَّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ. وَاسْتَحْسَنَ كَثِيْرٌ مِنَ الْأَشْيَاخِ أَنْ تَكُوْنَ بَيْنَ سُنَّةِ الصُّبْحِ وَالْفَرِيْضَةِ، فَإِنْ فَاتَتْ فِي ذَلِكَ فَبَعْدَ صَلَاةِ الصُّبْحِ وَقَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ، وَإِنْ فَاتَتْ فِي ذَلِكَ فَعِنْدَ الزَّوَالِ. فَلَا يَنْبَغِيْ لِلْعَبْدِ أَنْ يُخْلِيَ يَوْمَهُ عَنْهَا.

"Tersebut dalam banyak Hadis Shahih sebuah riwayat di mana Nabi Muhammad SAW memerintahkan sejumlah sahabatnya untuk mengamalkan bacaan ini demi memperlapang rezeki. Sebagian ‘arifin (ulama yang dekat dengan Allah) mengatakan, amalan ini teruji dalam melapangkan rezeki lahir maupun batin. Bacaan yang dimaksud ialah لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ setiap hari 100 kali. Dan juga membaca kalimatb berikut; سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ setiap hari 100 kali. Banyak guru besar menganggap baik melazimkan bacaan ini saat di antara sembahyang shalat sunnah Subuh (qobliyah) dan shalat Subuh. Kalau kesempatan itu luput, maka bacalah setelah Subuh hingga sebelum fajar menyingsing. Bila di waktu itu luput juga, maka bacalah setelah matahari gelincir (penanda masuknya shalat Dhuhur). Karena itu, seyogyanya, setiap orang tidak melalaikan dalam mengamalkan dzikir tersebut."

Amalan dzikir dari Habib Umar bin Hafidz persis sebagaimana keterangan di atas. Pada dasarnya dzikir adalah ingat kepada Allah SWT. Karena itu, dianjurkannya dzikir adalah karena segala hal itu adalah kehendak-Nya dan Allah hanya Allah yang bisa memudahkan segala urusan, termasuk rezeki di dunia ini dan kebahagiaan kelak di akhirat. 

Amalan dzikir tersebut telah terbukti manjur dan diamalkan oleh para ulama yang dekat dengan Allah SWT. Jika kita dapat mengamalkannya secara istiqomah, maka atas izin Allah SWT kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dilancarakan rezekinya di dunia, dan bahagian kelak di akhirat mendapatkan ridho dari Allah SWT. Amin. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 03 Juni 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

Editor: Hakim