Belajar Mendidik Anak dari Habib Muhammad bin Hafidz

 
Belajar Mendidik Anak dari Habib Muhammad bin Hafidz
Sumber Gambar: Dokumentasi Istimewa, Iluatrasi: Laduni.id

Laduni.ID, Jakarta – Anak adalah seorang peniru yang ulung, sebab tanpa orangtua sadari anak selalu mengikuti apa yang orangtua kerjakan, baik itu dalam hal baik ataupun buruk. Hal itulah yang menjelaskan kenapa lingkungan keluarga adalah madrasah pertama bagi anak.

Hati orang tua yang cinta dan tersambung pada Allah Swt dan Rasulullah Saw, akan di tiru (sebagai contoh) anaknya. Demikian juga hati orang tua yang cinta pada harta, pada kepopuleran, pada prestasi dunia, pada emas permata, pada kekayaan, dan sebagainya. Anak akan menyalinnya sebaik-baiknya.

Disamping itu orang tua juga harus mau nirakati anak, agar anak menjadi pribadi yang taat kepada orangtua. Allah berfirman:

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ

Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan,” (QS. Al-Kahfi: 46)

Habib Umar bin Hafidz selalu dididik oleh ayahandanya dengan disiplin, dulu ketika Habib Umar bin Hafidz masih kecil (Usia tujuh tahun), setiap malam Habib Muhammad Bin Hafidz (Ayahndanya) membangunkan Habib Umar untuk Shalat Tahajud.

Habib Muhammad terkadang melihat Habib Umar kecil terkantuk-kantuk di saat tengah melakukan Shalat Tahajud. Pada suatu saat ada seorang tamu melihat hal tersebut dan berkata, "Anakmu terlalu kecil, kasihan. Umurnya belum pantas untuk Ibadah seperti ini." Habib Muhammad menatap Habib Umar dan kemudian berkata kepada tamunya, "Anda akan menjadi saksi, tunggulah dan lihat, akan jadi apa Anak ini dikemudian hari?!"

Dari kisah Habib Umar kita sebagai orang tua dapa belajar, bahwa apa yang kita lakukan pada anak akan selalu berdampak pada anak, apa yang kita lakukan di depan anak pasti hal tersebut akan ditiru olehnya.


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 3 Juni 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

_______

Penulis: Putra Wijaya, Daniel Simatupang

Editor: Athallah