Ada Kemudahan di Balik Kesulitan

 
Ada Kemudahan di Balik Kesulitan
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Ibn Arabi bercerita mengenai seorang gurunya yang bernama Abu Abdillah Muhammad As-Syarafi. Gurunya ini berasal dari kabupaten Al-Jarafe di kota Sevilla. Di luar kota Sevilla tidak banyak yang mengenal karomah sang guru, bukan saja karena sang guru menempuh laku spiritual yang keras, seperti 40 tahun tinggal di rumah tanpa lampu dan perapian, tapi juga karena sang guru termasuk sufi yang menyembunyikan kedudukannya.

Suatu hari Syaikh As-Syarafi berjalan ke pasar dan menemui seorang anak kecil yang mengangkat keranjang berisi adas/jinten. Anak itu berkisah bahwa ia seorang yatim. Ibunya harus mengasuh sejumlah anaknya yang masih kecil. Sejak pagi mereka belum makan. Ibunya menyuruhnya menjual biji jinten itu ke pasar. Jika uangnya cukup ibunya berharap bisa membeli makanan untuk mereka.

Syaikh As-Syarafi meneteskan air mata menyimak kisah si bocah. Akan tetapi, alih-alih membeli jinten itu, Syaikh As-Syarafi memasukkan tangannya ke keranjang, menggenggam sejumlah biji jinten. 

“Ini jinten yang bagus,” begitu komentar sang syaikh.

Kemudian Syaikh As-Syarafi berkata pada bocah yatim itu, “Beritahu ibumu bahwa paman As-Syarafi dari Al-Jarafe mengambil beberapa biji jinten ini dan meminta ibumu menghalalkannya.”

Sampai di sini, tindakan Syaikh As-Syarafi ini di luar nalar. Bocah yang keluarganya sedang kesusahan dan hendak menjual biji jinten yang mereka punya, malah sebagian diambil oleh Syaikh As-Syarafi. Bahkan tidak membayar dan malah minta ikhlas dihalalkan saja untuk dia.

Namun karomah beliau muncul pada titik ini. Saat ia angkat tangannya menggenggam biji jinten, hatinya berdoa kepada Allah maka luluh hati mereka yang berada di sekitar itu. Tiba-tiba ada yang berkata, “biji jinten yang telah disentuh oleh seorang Syekh pasti barokah.” Orang yang berkerumun kemudian berebut membeli biji jinten itu. Walhasil, anak itu pulang membawa 70 dinar emas ke rumah ibunya. Subhanallah!

Ibnu Arabi bercerita bagaimana di depan matanya sendiri ia menyaksikan karomah sang guru menolong anak kecil itu dengan cara yang di luar nalar.

Kawan, seringkali di saat kesusahan kita malah mengalami kerugian. Kata orang, ini ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga pula. Namun, yakinlah dengan kekuatan doa dan keikhlasan hati. Apa yang sudah direnggut oleh tangan-Nya tidaklah tersisa kecuali barokah. Bi yadikal khair. Ditangan-Nya semua kebajikan.

Di balik kesulitan, ada kemudahan. Sungguh di balik kesulitan, ada kemudahan. Begitu al-Qur’an merekam janji Allah SWT. Masihkah kita tidak mempercayainya?

Para kekasih Allah itu bekerja menurut apa yang Allah skenariokan. Apa yang terlihat sebuah kerugian di mata manusia boleh jadi merupakan sarana datangnya keberkahan.

Untukmu kawan yang tengah dirundung berbagai kesulitan hidup, berdoalah agar hati kita seperti biji jinten yang disentuh oleh tangan kekasih-Nya. Ikhlaskanlah apa yang telah terambil, nanti Allah ganti semuanya dengan cara-Nya. Berkah, berkah, berkah! []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 06 Juli 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Prof. Nadirsyah Hosen

Editor: Hakim