Sedekah Terbaik di Masa Pandemi

 
Sedekah Terbaik di Masa Pandemi
Sumber Gambar: Sekjen PP ISNU M.Kholid Syeirazi (Foto: ist)

Laduni.ID, Jakarta- Sedekah ada proporsinya. Di era pandemi, sedekah terbaik bagi dokter dan perawat adalah pergi ke RS dan merawat pasien. Bagi kurir logistik, sedekahnya adalah berangkat kerja memastikan suplai sembako dan lainnya lancar. Bagi pegawai-pegawai di sektor kritis dan esensial, mereka tidak boleh diam di rumah. Lantas bagaimana kita yang tidak di kualifikasi itu? Sedekah terbaik bagi orang-orang yang sektor ‘daruratnya’ selesai adalah tinggal di rumah.

Sekarang semua orang punya potensi menulari dan ditulari. Semua orang harus menahan diri untuk tidak membahayakan orang lain. Kita sekarang mengalami suatu masa untuk mengerti muatan sabda Nabi 15 abad silam. Kata beliau, termasuk sedekah adalah kamu mencegah orang lain terdampak negatif dari lakumu: « تكف شرّك عن الناس فإنها صدقة منك على نفسك » (متفق عليه واللفظ للمسلم)

Sedekah terbaik bagi isoman OTG adalah diam dan tidak berinteraksi dengan orang lain. Sedekah terbaik bagi penjual bubur ayam, tukang bakso, nasi goreng, soto mie, dan sejenisnya adalah mengenakan masker ketika sedang berdagang. Jangan berpikir mentang-mentang sehat dan tak bergejala sakit lantas abai terhadap prokes. Sedekah terbaik bagi aktivis adalah ngampet untuk tidak kumpul-kumpul. Sedekah terbaik bagi orang goblok adalah tidak sok pintar dengan ikut menyebar hoaks bahwa Covid-19 tidak ada. Sedekah terbaik bagi orang yang punya cukup tabungan adalah diam di rumah tetapi tidak pelit berbelanja.

Berdayakanlah entah go-send, go-food, dan sejenisnya untuk pesan-antar makanan agar sektor UKM tetap bergerak, dan dapur abang-abang ojol tetap bisa ngepul. Dalam situasi seperti sekarang, meski bisa kita kerjakan sendiri, kita perlu berbagi kerja agar orang lain tetap punya pekerjaan.

Jadi, sekali lagi, sedekah tidak harus berupa kasih duit ke orang lain. Kita diam di rumah, dengan niat tidak menulari orang lain, itu juga sedekah. Bahkan, dalam situasi sekarang, ini jadi sedekah terbaik kita. Kita belanja, untuk kebutuhan kita sendiri, tetapi dengan niat agar ekonomi rakyat begerak juga sedekah. Kita diam, tidak sok pintar, juga sedekah. Orang alim dan cerdik cendekia, yang bicara dengan ilmunya dan memberi penerangan ke orang lain, juga sedekah. Pejabat, yang memutuskan kebijakan yang adil, juga sedekah. Banyak sekali pintu kebaikan, sebagian di antaranya dengan diam di rumah, dan tidak membahayakan orang lain.

Oleh       : M Kholid Syeirazi (Sekjen PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama/ISNU. Disadur dari FB M. Kholid Syeirazi)
Editor     : Ali Ramadhan