Kiai Abdul Wahab Ahmad: Lagu Gambus Ngawur
Laduni.ID, Jakarta – Waktu kecil dulu, Kyai saya pernah menjelaskan bahwa musik gambus itu cuma bahasanya Arab, isinya sama seperti dangdut. Intinya, gambus bukan lagu religi seperti kerap disalahpahami meskipun bukan berarti tidak ada yang liriknya religi. Ada juga Gambus yang liriknya religi seperti musik dangdut, pop dan lainnya juga punya versi religi, tapi kebanyakan tahu lah temanya apa. Agak konyol memang ketika lagu cinta dikira religi hanya karena bahasanya Arab. Tapi itu hanya salah kaprah yang bisa dibilang biasa saja.
Ada juga orkes gambus modern di daerah saya yang tidak memakai bahasa Arab saja. Entah bahasa apa saja yang mereka pakai, saya yang masih kecil sama sekali tak kenal, yang jelas Wahab kecil merasa bahwa mereka keren bisa menyanyikan lagu asing yang tidak dibawakan orkes gambus lain. Dulu lagu mereka biasa terdengar di pasar tradisional ketika melewati stand penjual VCD atau di acara pernikahan. Jadi, meski saya tak punya kasetnya tetap saja ingat lagu-lagu mereka.
Ketika umur sudah dewasa dan youtube sudah jadi barang biasa di Indonesia, barulah saya tahu itu lagu apa sebenarnya. Parahnya, ada lagu yang jadi kebanggaan Agnostik pula, ya anda tak salah dengar, lagu Agnostik alias orang yang tak percaya Allah yang jelas-jelas liriknya menyerang islam. Mungkin karena dalam liriknya ada Qul Huwallahu-nya (awal surat al-Ikhlas) sehingga mereka kira itu lagu religi, padahal sebaliknya. Ngawur bener pilihan lagunya.
Begini lirik lagu yang saya maksud itu:
Qul huwallahu
Dimadagimis
Damousnaw ne dine
Ihsseuve imanisse
Qul huwallahu
Dimadagimis
Ayath’ma icharha
Adwalire oudmisse
Mâtché becif arrakameunar
Rabi ouryili gouliwe
Tsameunar imanew
Yal yiwoune yillak’nivran
Itu adalah bahasa Kabyle yang kata salah satu blog berbahasa Inggris rekomendasi mbah google sih kira-kira begini artinya dalam bahasa Indonesia:
Qul huwallahu
Itu saja yang mereka ucapkan
Mengaku jadi ahli agama
Merasa lebih dari yang lain
Qul huwallahu
Itu saja yang mereka ucapkan
Percayalah kawan,
yang ku benci aadalah melihat wajahnya
Aku tak harus mempercayaimu
Tuhan tak ada di hatiku
Aku hanya percaya diriku sendiri
Semua orang bebas menjadi apa yang diinginkan
Bayangkan saja kalau lagu ini dinyanyikan orang islam, di momen yang agak sakral pula seperti pernikahan misalnya. Pengucapnya bisa murtad kalau dinyanyikan oleh yang tahu artinya dan dilakukan dengan sengaja sambil mengiyakan maknanya. Aslinya saya tak mau menulis ini sebab sudah jarang lagu itu diputar, agar tak malah dicari lagi. Hingga akhirnya beberapa hari lalu saya mendengarnya lagi diputar orang yang rumahnya di sebelah masjid, duuh... (sambil tepok jidat).
Oleh: Kiai Abdul Wahab Ahmad
Editor: Daniel Simatupang
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...