Ini Bedanya Orang Bodoh dan Orang Cerdas

 
Ini Bedanya Orang Bodoh dan Orang Cerdas
Sumber Gambar: Ilustrasi/Angkringan

Laduni.ID, Jakarta – Di akhir zaman ini, lebih sulit menemukan orang yang benar-benar cerdas ketimbang orang bodoh. Orang cerdas akan cenderung menutupi kecerdasannya, hal tersebut dikarenakan sifat rendah hati yang ditampakkan. Berbeda dengan orang bodoh yang selalu menunjukkan kebodohannya.

Gus Dewa, Pengasuh Pondok Pesantren Darut Tauhid Patemon, Probolinggo, Jawa Timur dalam unggahan Facebook terbarunya (10/1/2022) menjelaskan cara membedakan antara orang cerdas dengan orang bodoh.

قال أبو الدرداء يا أهل دمشق لا يغرنكم ظرف الرجل ودهاؤه وفصاحته وإن كان مع ذلك قائم الليل صائم النهار

Sahabat Abu Darda' (w. 32 H) berkata:

“Wahai penduduk Dimasyqi jangan kalian tertipu dengan kesopanan, kepandaian, kefasihan seseorang walaupun ia ahli ibadah malam dan puasa di siang harinya.”

إذا رأيتم فيه ثلاث خصال العجب وكثرة المنطق فيما لا يعنيه وأن يجد على الناس فيما يأتي مثله فإن ذلك علامة الجاهل

“Jika kalian melihat tiga sifat ini pada dirinya, maka itu tandanya ia orang bodoh (maka janganlah tertipu.”

1. Membanggakan dirinya sendiri.

2. Banyak bicara dalam hal yang tidak ada manfaatnya.

3. Marah (mencela) manusia pada perkara yang ia sendiri melakukan hal yang sama seperti mereka.

وإن قيل إنه ظريف داهي لبيب فصيح عاقل

“Walaupun ia dijuluki sebagai orang yang beradab, pandai, cerdas, fasih dan berakal.”

ثم قال أبو الدرداء ألا أنبئكم بعلامة العاقل يتواضع لمن فوقه ولا يزري بمن دونه ويمسك الفضل من منطقه يخالق الناس بأخلاقهم ويحتجز الإيمان فيما بينه وبين ربه جل وعز وهو يمشي في الدنيا بالتقية والكتمان.

Kemudian beliau melanjutkan perkataanya, “Apakah belum saya ceritakan kepadamu tentang tandanya orang yang berakal (cerdas)?”

1. Rendah hati kepada orang yang seatasnya dan tidak menghina orang yang di bawahnya.
2. Menjaga [menahan] ucapannya dari berlebihan [ucapan tidak berguna] dan bergaul dengan ahlaknya.
3. Menjaga keimanan antara dia dan tuhannya, hidup dengan ketaqwaan dan tidak suka ketenaran.

Semoga kita dijauhkan dari orang-orang bodoh dan dikumpulkan dengan orang-orang cerdas, orang-orang yang memiliki akhlak mulia dan terpuji. Amin.

Sumber: Tarikh Dimasyqi Lil Ibni Asakir 37/175.


Editor: Daniel Simatupang