Ziarah Makam KH. Said bin KH. Armia, Pengasuh Pesantren Attauhidiyyah Giren, Tegal

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah Makam KH. Said bin KH. Armia, Pengasuh Pesantren Attauhidiyyah Giren, Tegal
Sumber Gambar: Pena Santri

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Said bin KH. Armia adalah seorang ulama dan waliyullah yang memiliki derajat kewalian sangat tinggi. Pernah suatu ketika Al-‘Allamah Syekh Ali Basalamah, Mursyid Thariqat Tijaniyyah dari Jatibarang, Brebes, Jawa Tengah mendengar di Tegal ada ulama yang mengajarkan tahuid Imam As-Sanusi, beliaupun langsung pergi ke Tegal.

Sesampainya di Tegal, beliau melihat KH. Said bin KH. Armia sedang mengajarkan kitab milik Imam As-Sanusi dan melihat di samping kanan KH. Said tampak Sayyidul Wujud Baginda Nabi Muhammad SAW. Sedangkan di samping kirinya tampak Al-Imam As-Sanusi.

KH. Said bin KH Armia adalah pengasuh Pondok Pesantren Attauhidiyyah Giren, Talang, Tegal. Beliau meneruskan kepemimpinan pondok setelah KH. Armia bin KH Kurdi, sang pendiri yang juga ayahandanya wafat.

Di antara beberapa murid beliau adalah Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih, pengasuh Pondok Pesantren Darul Hadis Al-Faqihiyyah, Malang dan Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Pekalongan.

Profil

KH. Said bin KH. Armia lahir di desa Cikura Kec. Bojong, Tegal pada tahun 1315 H/1896 M. anak dari pasangan KH Armia dan Ibu Nyai Aliyah.

Guru-guru beliau di antaranya:
   1. KH. Armia bin Kyai Kurdi
   2. Kyai Ramdlon (Lemah Duwur)
   3. KH. Abu Ubaidah (Giren)

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Said bin KH. Armia

Lokasi Makam

KH. Said bin KH. Armia adalah seorang ulama dan waliyullah yang wafat pada tanggal 20 Rajab tahun 1395 H atau sekitar 29 Juli 1974 M dan dimakamkan tak jauh dari Pondok Pesantren Attauhidiyyah, Giren, Talang, Tegal.  

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada bulan Rajab tahun Hijriah. Haul beliau diperingati di pesantren Attauhidiyyah, Giren Tegal.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Said bin KH. Armia banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Tegal saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di desa Cikura, Tegal.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Said bin KH. Armia, maka akan dimudahkan dalam hajatnya, ditingkatkan derajat hidupnya, dimudahkan mendapatkan keturunan yang sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Tegal di antaranya:
Mug Tanah Liat,  Poci Tegal, Kaos Galgi, Tahu Aci, Tahu Pletok, Latopia, Kerupuk Antor, Kamir, Manisan Cerme

    .

 

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.
 

Profil

KH. Ahmad Sholeh adalah putra kedua dari KH. Muhammad Nur pendiri Pondok Pesantren Langitan. Beliau lahir di Tuban sekitar tahun 1820 an.  KH. Ahmad Sholeh menikah 1287 Hijriyah dengan Raden Nyai Asriyah, puteri KH. Mukhtar (pengasuh Pondok Pesantren Cepoko, Kabupaten Nganjuk). Dari pernikahan tersebut lahir putera dan puteri diantaranya:

  1. Nyai Shofiyah (dinikahkan dengan KH. Khozin, penerus estafet K.H. Ahmad Sholeh di Pondok Pesantren Langitan)
  2. KH. Dahlan Hasbullah
  3. KH. Adnan
  4. Nyai Sholihah (dinikahkan dengan KH. Zainuddin Mojosari, Kabupaten Nganjuk)
  5. Nyai Khodiyah (dinikahkan dengan KH. Rofi’i Gondanglegi, Kabupaten Nganjuk)
  6. Satu puteri lagi yang dinikahkan dengan KH. Nur Iman (berdomisili di Tuban).

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Muhammad Nur (Ayahanda KH. Ahmad Sholeh)
  2. K.H. Abdul Qodir atau Abdul Qohhar (Pesantren Al-Najiyah Sidoresmo, Surabaya)
  3. K.H. Hasbullah (Pesantren Sambilangan, Madura)
  4. Syekh Nawawi Banten
  5. Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan (Imam dan Mufti Mahzab Syafi’i di Mekkah al-Mukaromah)
  6. Syekh Muhammad Al-Muqri
  7. Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al-Makki
  8. Syekh Ahmad Nahrowi
  9. Sayyid Muhammad Saleh bin Sayyid Abdur Rahman Az-Zawawi
  10. Syekh Zahid, Syekh Umar Asy-Syami
  11. Syekh Yusuf Al-Mishri
  12. Syekh Jamal (Mufti Mazhab Hanafi)

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Ahmad Sholeh

Lokasi Makam

KH.  Ahmad  Sholeh  mengasuh  Pondok Pesantren Langitan, selama kurang lebih 32 tahun. Beliau wafat pada tahun 1320 H./1902 M. dan dimakamkan di  kompleks pesarean di Desa Widang, kurang lebih 400 meter sebelah utara kompleks Pondok Pesantren Langitan.

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada bulan Shofar tahun Hijriah di pesantren Langitan Tuban

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Ahmad Sholeh banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Tuban saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di Desa Widang, Tuban.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam  KH. Ahmad Sholeh, maka akan dibukakan alam pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, Diberi kemudahan dalam mencari rezeki, diberi kemudahan dalam mencari jodoh, dan diberi kemudahan dalam mendapatkan anak sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Tuban di antaranya:
Cumi Crispy, Kecap Laron, Keripik Gayam, Buah Siwalan, Legen, Terasi Udang, Amplo, Gemblong, Ikan asin Tuban, Kerupuk ikan

 

 


 

Editor: Daniel Simatupang