Jangan Sampai Keliru, Ini Perbedaan Jin, Iblis dan Setan

 
Jangan Sampai Keliru, Ini Perbedaan Jin, Iblis dan Setan
Sumber Gambar: KELLEPICS / Pixabay (foto ilustrasi)

Laduni.ID, Jakarta – Jin, iblis, dan setan merupakan makhluk ghaib yang tidak kasap mata. Perbedaan dari ketiganya dapat dibedakan dari sifat-sifatnya.

Sebagai umat muslim yang beriman musti mengimani hal-hal yang sifatnya ghaib sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an yang artinya:

"(yaitu) Mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (Al-Baqarah: 3)

Ghaib adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat dan tidak bisa dijangkau oleh akal manusia. Yang termasuk gaib ialah Allah SWT, Malaikat, Surga, Neraka, Mahsyar, dan termasuk jin, iblis dan setan.

Lantas apa perbedaan jin, iblis dan setan.? Berikut ini perbedaan antara jin, iblis, dan Setan:

Pertama, Istilah jin berasal dari kata “janna-yajunnu” yang berarti menutupi, menyembunyikan, menjadi gelap, atau merahasiakan. Sedangkan, kata jin berarti yang tersembunyi dan tidak bisa dilihat. Jin dibuat dari api dan manusia diciptakan dari tanah. Jin dan manusia hidup di alam yang berbeda.

Maka dari itu, manusia tidak bisa melihat jin, tapi jin bisa melihat manusia. Allah Swt berfirman dalam Qur’an Surat Al-A’raf Ayat 27 sebagai berikut:

 يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ كَمَآ أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ ٱلْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَٰتِهِمَآ ۗ إِنَّهُۥ يَرَىٰكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُۥ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا ٱلشَّيَٰطِينَ أَوْلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

Artinya: Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS.Al-A’raf:27)

Jin adalah makhluk Allah SWT yang hidup seperti layaknya manusia. Para jin hidup membuat kelompok-kelompok, bangsa-bangsa, bahkan juga memiliki keluarga.

Sebagaimana kehidupan manusia, jin pun diperintahkan oleh Allah SWT. untuk beribadah kepada-Nya. Allah SWT berfirman yang perintahnya tercantum dalam Al Qu’an:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

Kedua, kata setan berasal dari kata “syathona” yang berarti jauh. Kata setan adalah sebuah label yang diberikan kepada makluk Allah SWT yang menyesatkan, baik dari jenis jin ataupun manusia.

Istilah ini sesuai dengan asal muasal nama setan yaitu “syathona” yang berarti jauh, yakni jauh dari kebenaran. Selayaknya manusia, ada jin yang taat dan ada juga jin yang ingkar. Para jin yang mengingkari perintah Allah SWT itulah yang disebut dengan setan. Selain itu, manusia yang mengingkari Allah SWT juga bisa disebut sebagai setan.

Ketiga, dalam Al-Qur’an, kata iblis hanya disebut dalam bentuk tunggal dan tidak ada bentuk jamak. Penyebutan ini berbeda dengan setan yang mempunyai bentuk jamak “syayaatin”. Hal inilah yang menunjukkan bahwa iblis hanyalah satu.

Tapi, iblis adalah makhluk yang berasal dari bangsa jin karena diciptakan dari api. Iblis berasal dari kata “Ablasa” yang berarti putus asa.

Ada juga yang berpendapat bahwa iblis berasal dari kata “balasa” yang berarti tidak ada kebaikannya.

Umat Islam sering menemukan kata iblis dalam kisah Nabi Adam As. Setelah Nabi Adam As diciptakan, Allah SWT memerintahkan malaikat dan iblis untuk bersujud.

Malaikat pun bersujud, sedangkan iblis menolak karena merasa dirinya lebih baik ketimbang Adam AS. Perkataan iblis ini terangkum dalam surat Al-A’raf ayat 12 sebagai berikut:

 قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍ

Artinya: Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah. (Q.S. Al-A’raf: 12)

Iblis pun berkata, “saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.”

Karena kekufurannya tersebut, iblis akhirnya dikeluarkan dari surga. Iblis pun membuat tipu daya agar Adam dan Hawa juga dikeluarkan dari surga.

Selain itu, iblis juga berjanji untuk menggoda keturunan Adam hingga hari kiamat nanti.

Akhirnya, iblis berhasil menggoda Adam dan Hawa untuk melanggar larangan Allah SWT dengan memakan buah khuldi di surga.

Saat mendeskripsikan kejadian tersebut, Al-Qur’an tidak menyebut iblis, melainkan setan.

Lalu keduanya pun digelincirkan oleh syaitan dari surga dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”

Sebelum perintah sujud kepada Adam AS  iblis adalah makhluk yang taat beribadah kepada Allah SWT.

Tapi akibat kesombongannya, iblis dimurkai oleh Allah SWT bahkan dikeluarkan dari surga. Iblis akhirnya disebut dengan setan karena kekufurannya. Oleh karena itu, kita bisa menyimpulkan bahwa iblis adalah nenek moyang dari jin yang membangkang (setan).


Editor: Nasirudin Latif