Motivasi Terbaik untuk Kuliah Ilmu Duniawi

Laduni.ID, Jakarta – Motivasi terbaik orang menempuh kuliah ilmu duniawi, atau mengikuti pelatihan atau magang, atau belajar ketrampilan apapun adalah memperoleh skill supaya bisa bekerja, menghasilkan uang sehingga bisa menjaga kehormatan.
Maksud menjaga kehormatan adalah tidak meminta-minta, tidak menggantungkan dan tidak menjadi beban orang lain dalam memenuhi kebutuhan. Dia bisa memenuhi kebutuhannya sendiri melalui wasilah kerja memakai skill yang didapatkannya dari proses belajar itu. Jika dia sudah bisa menjaga kehormatan dirinya, maka hartanya yang berlebih dipakai untuk menjaga kehormatan orang-orang yang wajib dinafkahinya, lalu mereka yang disunahkan dinafkahi olehnya.
Allah dan Rasul-Nya sangat senang dengan hamba-Nya yang menjaga kehormatan, anti menghinakan diri dan full menggantungkan kebutuhannya hanya kepada Allah. Sifat menjaga kehormatan ini disebut dalam dalil dengan istilah menjaga ‘iffah (العفة).
- Baca juga: Ilmu: Nutrisi Alami untuk Hati
Dalam Al-Qur’an mereka disifati sebagai orang yang tampak kaya dan tidak butuh orang lain, padahal aslinya sangat butuh dan fakir.
Dalam hadis, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memuji tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Membawa tali untuk mencari kayu bakar dikatakan lebih baik daripada meminta-minta. Meninggalkan warisan yang membuat ahli waris terjaga kehormatannya disebut lebih baik daripada membuat mereka jadi beban orang lain dan mengemis. Semuanya menunjukkan orang yang menjaga kehormatannya itu disenangi Allah.
Oleh karena itu, berjuang memperoleh skill/ketrampilan agar bisa dipakai bekerja yang menghasilkan uang dengan menjaga kehormatan adalah sebaik-baik motivasi orang saat menuntut ilmu duniawi.
Diriwayatkan Nabi Isa bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُحِبُّ الْعَبْدَ يَتَعَلَّمُ الْمِهْنَةَ يَسْتَغْنِي بِهَا عَنِ النَّاسِ ، وَيَكْرَهُ الْعَبْدَ يَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ يَتَّخِذُهُ مِهْنَةً». [«إصلاح المال» (ص95)]
Artinya: “Sesungguhnya Allah azza wajalla menyukai seorang hamba yang mempelajari ketrampilan/skill/profesi tertentu agar tidak butuh (menggantungkan diri) kepada.” (Iṣlaḥu al-Mal, hlm 95)
- Baca juga: Al-Habib Abdullah bin Husein bin Thahir: Seorang Alim Penghimpun Ilmu Syari'at dan Hakikat
Jadi, belajar ilmu duniawi bukan untuk mengejar kekayaan, pamer pencapaian, mendapatkan pujian, membuat bangga orang terkasih dan semua motif duniawi lainnya. Tetapi belajar ilmu duniawi untuk menjaga kehormatan diri dan kehormatan orang disekitar kita.
Mari diajarkan ke anak-anak kita, saudara, kerabat, mahasiswa, dan semua kenalan yang sedang kuliah, baik S1, S2, maupun S3, termasuk semua yang sedang berjuang menambah skill, pengetahuan, dan profesionalitas dengan sarana apapun, formal maupun informal.
Oleh: Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M. R. Rozikin)
Editor: Daniel Simatupang
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...