Moto GP Mandalika dan Brand Indonesia

 
Moto GP Mandalika dan Brand Indonesia
Sumber Gambar: Pebalap MotoGP Mandalika 2022/Therace

Laduni.ID, Jakarta – Hari Minggu lalu, pandangan mata publik dunia tertuju pada Mandalika, tempat berlangsungnya perhelatan balapan motor paling bergengsi di dunia, MotoGP. Pertamina Grand Prix of Indonesia yang berlangsung sukses melambungkan brand Indonesia ke seluruh penjuru muka bumi.

Event-event olahraga dalam sejarahnya memang selalu menjadi ajang paling ampuh, untuk memperkenalkan sekaligus memperkuat reputasi sebuah negara. Maka tidak heran bila banyak negara selalu berlomba-lomba untuk menjadi tuan rumah pagelaran olahraga, apakah even multi olahraga seperti Asian Games atau Olimpiade, maupun even mono olahraga seperti Piala Dunia Sepak Bola, balapan mobil Formula One, dll.

Kesuksesan Indonesia dalam penyelenggaraan MotoGP ini mengulang sukses Indonesia yang berhasil menggelar Asian Games 2018 lalu. Tentu kita masih ingat bagaimana pembukaan Asian Games 2018 secara spektakuler berhasil memukau para penonton, baik yang hadir langsung di Gelora Bung Karno, maupun yang menonton melalui televisi dan kanal-kanal media sosial.

Namun demikian publik selalu bertanya-tanya, apa sebenarnya manfaat negara-negara termasuk Indonesia menyelenggarakan event-event olahraga seperti ini?

Secara garis besar ada dua manfaat, pertama intangible benefit. Kesuksesan penyelenggaraan even-even besar dunia di suatu negara secara pasti akan meningkatkan reputasi negara bersangkutan, baik di manca negara maupun dalam negeri. Indonesia berhasil menegaskan sejajar dengan bangsa-bangsa lain dalam penyelenggaraan even olahraga. Di dalam negeri, tentu rasa bangga dan percaya diri kita sebagai bangsa menguat setelah kesuksesan penyelenggaran event olahraga tersebut.

Kedua, tangible benefit. Banyak kajian yang membahas adanya korelasi jangka pendek antara penyelenggaraan even olahraga terhadap pertumbuham ekonomi suatu negara, terutama kaitannya dengan pembangunan infrastruktur dan penyerapan tenaga kerja di suatu negara.

Misalnya studi yang dilakukan oleh Bohlman and van Heerden (2005) dari University of Pretoria Afrika Selatan dalam salah satu kajian simulasinya, menyatakan ada pengaruh positif antara kegiatan pre-even piala dunia sepak bola 2010 di Afrika Selatan terhadap pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan. Kajian yang hasilnya kurang lebih sama dilakukan oleh Centre for Regional Economic Analysis (1999) terhadap penyelenggaraan Olimpiade tahun 2000 di Sydney.

Selain itu dalam jangka panjang industri pariwisata kita juga akan ikut meningkat. Wisatawan akan kembali datang berkunjung, transportasi, hotel, kuliner, souvenir ikut menggeliat. Pariwisata kita yang selama ini lebih banyak didominasi oleh wisata alam dan budaya, akan memiliki produk baru yaitu sport tourism atau pariwisata olahraga.

Kombinasi brand Indonesia yang semakin kuat ditambah dengan “produk-produk” nya yang semakin beragam, ditopang oleh sumber daya manusia yang kokoh, kita patut optimis Indonesia bisa dan mampu melakukan apa saja.

Oleh: Gus Hasanuddin Ali


Editor: Daniel Simatupang