Biografi KH. Ali Mas'ud Pagerwojo Sidoarjo

 
Biografi KH. Ali Mas'ud Pagerwojo Sidoarjo
Sumber Gambar: KH. Ali Mas'ud Pagerwojo (foto ist)

Daftar Isi Biografi KH. Ali Mas'ud Pagerwojo Sidoarjo

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Nasab KH. Ali Mas'ud Pagerwojo
1.4  Wafat KH. Ali Mas'ud Pagerwojo

2.    Sanad Keilmuan KH. Ali Mas'ud Pagerwojo
2.1  Guru-guru KH. Ali Mas'ud Pagerwojo

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah

4.    Karomah KH. Ali Mas'ud Pagerwojo

4.1  Menulis Surat yang Aneh
4.2  Dapat Membaca Al-Quran dan Kitab-kitab Tanpa Belajar
4.3  Dapat Mengetahui Sesuatu Hal Sebelum Terjadi
4.4  Dapat Memberhentikan Pesawat

5.    Teladan KH. Ali Mas'ud Pagerwojo

6.     Referensi

 

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga KH. Ali Mas’ud Pagerwojo Sidoarjo

1.1 Lahir
KH.  Ali  Mas’ud dilahirkan  di Pondok  Pesantren  Sono  desa Sidokerto  kecamatan  Buduran  Sidoarjo.  Diperkirakan lahir sekitar tahun 1908. Beliau putra dari pasangan Kiai Sa’id dan Nyai Hj. Fatimah. Ayahnya  berasal dari Desa Sono kecamatan Buduran  Sidoarjo. Sedangkan ibu KH. Ali Mas’ud berasal dari daerah Kedung Cangkring Sidoarjo. Ayah beliau adalah pengasuh  Pondok  Pesantren  Sono Sidokerto Kecamatan Buduran Sidoarjo. KH. Ali Mas’ud mempunyai dua saudara kandung (1 perempuan dan 1 laki-laki) yaitu:

  1. Saudara tertua yang bernama Nyai Masrifah.
  2. Saudara termuda yang bernama Gus Mahfudz.

1.2 Nasab KH. Ali Mas’ud Pagerwojo Sidoarjo
KH. Ali Mas’ud masih keturunan Rasulullah SAW dari jalur Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah  dengan silsilah sebagai berikut :

  1. Rasulullah Muhammad S.A.W.
  2. Sayyidah Fatimah az-Zahra Istri Ali bin Abi Thalib RA
  3. Sayyidina Husain
  4. Sayyidina Ali Zainal Abidin
  5. Sayyidina Muhammad al-Baqir
  6. Sayyidina Ja'far ash-Shadiq
  7. Sayyid al-Imam Ali Uradhi
  8. Sayyid Muhammad an-Naqib
  9. Sayyid ‘Isa Naqib ar-Rumi
  10. Sayyid Ahmad al-Muhajir
  11. Sayyid al-Imam ‘Ubaidillah
  12. Sayyid Alawi Awwal
  13. Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah
  14. Sayyid Alawi ats-Tsani
  15.  Sayyid Ali Kholi’ Qosam
  16. Sayyid Muhammad Shahib Mirbath (Hadramaut)
  17. Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadramaut)
  18. Sayyid Abdul Malik Azmatkhan
  19. Sayyid Abdullah Azmatkhan
  20. Sayyid Ahmad Jalal Syah Azmatkhan
  21. Sayyid Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini (Syekh Jumadil Kubro)
  22. Sayyid Ali Nurul Alam Azmatkhan
  23. Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan
  24. Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati putera
  25. Pangeran Pasarean M. Tajul Arifin,
  26. Panembahan Sendang Kemuning
  27. Pangeran Mas Panembahan Ratu II
  28. Pangeran Sedang Gayam Mande Gayam
  29. Pangeran Karim Cirebon V Girilaya
  30. Syarifah Khodijah Ratu Ayu Bangil
  31. Sayyid Sulaiman Betek Mojoagung
  32. Sayyid Ali Akbar Dresmo Surabaya
  33. Sayyid Iskandar Taman Bungkul Surabaya
  34. Zakiatus Shalihah
  35. Rubaiah Arjosari Japanan
  36. Kyai Muhayyin Sono Buduran Sidoarjo.
  37. KH. Zarkasyi 
  38. KH. Said
  39. KH. Ali Mas'ud

1.3 Wafat
KH. Ali Mas’ud wafat di Daleman Sidoarjo pada hari Selasa Pahing tanggal 10 Juni 1980 / 26 Rajab 1401 H dan dimakamkan  pada  hari  Rabu  Pon  pada  tanggal  11  Juni  1980 /27 Rajab 1401 H di pemakaman umum Desa Pagerwojo  Sidoarjo. 

Pada  proses  pemakaman,  sempat  terjadi  perebutan  tempat  persemayaman  terakhir beliau yakni antara keluarga Nyai Dewi, Keluarga besar KH. Ali Mas’ud itu sendiri dan keluarga bu Ning yang berasal dari Kedung Cangkring.

Karena tidak menemukan kesepakatan, maka disetujui untuk memohon fatwa dari Kiai  Hamid  Pasuruan  dan  beliau  memutuskan  bahwa  KH. Ali Mas’ud disemayamkan di sisi makam ibunya yaitu di pemakaman umum Desa Pagerwojo. Adapun fatwa dari Kiai Hamid pada waktu itu adalah ibu mu, ibu mu, ibu mu. KH. Ali Mas’ud di semayamkan di samping makam ibunya. Para  takziah  yang  hadir  pada  waktu  itu kurang  lebih  mencapai  ratusan  ribu  orang.  Sehingga  jalan  mulai  dari rumah duka di Daleman Sidoarjo hingga di pemakaman Desa Pagerwojo penuh dengan pengunjung yang bertakziah.

2.  Sanad Keilmuan KH. Ali Mas’ud Pagerwojo Sidoarjo

KH. Ali Mas’ud kecil yang masih berusia 5 tahun sudah menunjukkan kelebihannya. Beliau tidak pernah sekolah, tidak bisa membaca dan menulis. Namun dia bisa membaca Alquran dan kitab-kitab lainnya sehingga wajar, kalau beliau jadi rujukan kiai di Jawa Timur untuk memecahkan masalah keislaman. Gus Ud mempunyai Ilmu Laduni sehingga beliau mempunyai kelebihan di banding orang lain pada kebanyakan.

3.  Perjalanan Hidup dan Dakwah

Pada saat kecil berada di Pondok Pesantren Sono Sidokerto Kecamatan Buduran yang didirikan oleh kakeknya yaitu Kiai Muhayyin. Suatu ketika kedua orang tuanya bercerai yang mengakibatkan Kiai Ali Mas’ud ikut dengan ibunya tinggal di tempat kakaknya di Desa Pagerwojo Kecamatan Buduran Sidoarjo. Tidak diketahui secara pasti kapan kedua orang tuanya bercerai. Diperkirakan pada saat beliau remaja yaitu usia antara 17-20 tahunan.

KH. Ali Mas’ud suka berkumpul dengan orang-orang atau masyarakat yang membawa nilai kebaikan dan ibadah kepada Allah SWT serta yang membawa manfaat di dunia maupun di akhirat. Seperti seni hadrah, acara haul, pengajian agama dan lain sebagainya. Beliau tidak pernah ikut dalam perkumpulan  yang  di  dalam  perkumpulan  tersebut  banyak  membawa kemudharatan.

Beliau sangat dihormati oleh masyarakat sekitar tempat tinggalnya karena ketekunan dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kaum muslim kepada Allah SWT.

Berbagai macam cara beliau lakukan untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa Allah itu Maha Esa, dan Maha  segalanya.  Salah  satu  cara  yang  beliau  lakukan  untuk membuktikannya kepada masyarakat adalah membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan Doa dan pertolongan beliau melalui kelebihan yang beliau miliki. kelebihan yang dimiliki oleh KH. Ali Mas’ud merupakan kelebihan  yang mutlak, di mana  karomah  beliau  meliputi  hal-hal  yang  bersifat musyahadah  (nyata)  dan  tersembunyi. Ali  Mas’ud  hanyalah  sebatas pemberi  bantuan  kepada  masyarakat  yang  memerlukan  beliau  melalui doanya.

4.  Karomah KH. Ali Mas’ud Pagerwojo Sidoarjo

Bagi warga Sidoarjo, Beliau Wali Majdub sejak kecil, Gus Ud merupakan sosok ulama yang mempunyai banyak kelebihan, tapi beliau tidak mau menunjukkan dan lebih memilih bersifat tawadu.

4.1 Menulis Surat Yang Aneh
Dalam sebuah cerita yang disampaikan bahwa Gus Ud pernah menulis surat kepada KH. Rodi, Krian, terkait permasalahan yang ditanyakan.Karena Gus Ud tidak bisa menulis, di atas kertas putih dia torehkan pensil membentuk garis bergelombang. Anehnya, KH. Rodi bisa mengerti guratan pensil yang dibubuhkan oleh Gus Ud.

4.2 Dapat Membaca Al-Quran dan Kitab-kitab Tanpa Belajar
Kisah lainnya yang menunjukan karomah kewalian Gus Ud adalah ketika sejak masih kecil, Gus Ud memang terkenal sangat nakal dan banyak tingkah hingga membuat ayahnya sering memarahinya.

Suatu hari, waktu sang ayah mengajar ngaji, ayahnya selalu terganggu oleh suara-suara teriakan Gus Ud. Hingga membuat sang ayah memarahinya bahkan memukulnya dengan kayu kecil.

Ayahnya mengatakan, "kamu ini banyak tingkahnya .. makanya gak bisa ngaji !! ".

Ketika mendapat olok-olokan dari ayahnya seperti itu, maka Gus Ud langsung langsung menjawab, "Ngajar ngajinya saya yang gantikan ya ? " Ayahnya heran dengan ucapan anaknya yang baru berusia 8 tahunan itu.

Kemudian Gus Ud langsung mengambil kitab kuning ayahnya tersebut dan langsung membacanya. Meski kitab itu gundul, Gus Ud lancar membacanya berikut menjelaskan semua keterangan kitab itu. Sejak itulah sang ayah membiarkan saja apa yang dilakukan putranya itu.

4.3 Dapat Mengetahui Sesuatu Hal Sebelum Terjadi
Alkisah suatu hari Jendral A.H Nasution diantar KH. Mahrus Ali (lirboyo) sowan ke Mbah Ud. Sesampai di sana diberi segelas air suwuk (air yang sudah didoakan oleh Mbah Ud) sambil berucap: “Ombehen, Le, kowe ben selamet.” (minumlah, Nak, kamu biar selamat). Dan terbukti ketika meletus insiden G-30S PKI, Jendral A.H Nasution adalah satu-satunya target yang selamat.

4.4 Dapat Memberhentikan Pesawat
Dalam kisah yang lain saat itu musim haji. Gus Ud berangkat haji bersama-sama dengan KH. Mas Zubair bin Harits. Ketika para jamaah haji mau diberangkatkan, di dalam pesawat itu Gus Ud membaca marhabanan dengan suara keras dan tidak teratur sambil memukulkan sesuatu yang dipakai untuk musiknya.

Semua yang melihat tidak berani melarang, karena seluruh penumpang paham siapa itu Gus Ud . Hanya salah satu awak pesawat lelaki menegur Gus Ud dengan halus, “Maaf Pak, pesawat mau berangkat, tolong berhenti dulu.” katanya. Lalu Gus Ud berhenti mambaca marhabanan itu dengan hati yang dongkol, dan lalu apa yang terjadi? Sampai beberapa jam mesin pesawat itu tidak mau hidup.

Setelah melalui serangkaian pemeriksaan ternyata tidak ada masalah, tetapi tetap saja tidak bisa hidup mesinnya. Akhirnya salah satu jamaah haji ada yang menegur salah satu awak pesawat tadi agar minta maaf pada Gus Ud karena telah menegurnya untuk diam.

Maka anjurannya dituruti juga. “Saya minta maaf ya Pak atas kelancangan saya tadi, jika sekarang bapak mau baca marhabanan tadi, monggo.” Lalu Gus Ud menjawab: “Yo yo….”

Dengan rasa suka Gus Ud langsung membaca marhabanan seperti tadi dengan memukul-mukul sesuatu untuk menjadi musiknya. Dan mesin pesawat langsung bisa hidup dan berangkat ke saudi dengan selamat.

5. Keteladanan KH. Ali Mas’d Pagerwojo Sidoarjo

KH. Ali Mas’ud adalah sosok Wali Majdub pada masanya, sejak kecil ke walian beliau sudah terlihat. Dari tingkah laku beliau semenjak kecil yang tidak mau belajar tentang membaca Al-Quran dan Kitab-kitab lainnya, akan tetapi beliau dapat membaca dan memahaminya secara langsung.

Jika disebut nama KH. Ali Mas’ud atau Gus Ud, orang yang pernah bergaul dengan beliau akan teringat dengan sosok beliau yang bertubuh kecil dan pribadi yang sederhana, namun memiliki sikap yang tegas dan bijaksana. Beliau tidak pernah berbicara apabila yang dibicarakan itu tidak perlu dibicarakan. Hal ini dikarena beliau selalu dalam keadaan berdzikir dan seluruh tubuh beliau selalu berdzikir kepada Allah SWT. Sehingga pembicaraan yang tidak ada tujuan dan tidak mengandung manfaat, beliau tidak pernah melakukannya.

Masyarakat Pagerwojo meyakini bahwa KH. Ali Mas’ud mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki manusia pada umumnya karena anugerah dari Allah SWT. Berangkat dari hal ini, masyarakat juga meyakini bahwa KH. Ali Mas’ud merupakan orang yang dekat dengan Allah. Dapat disimpulkan, bahwa KH. Ali Mas’ud adalah seorang sosok tokoh yang  sangat  di  hormati  oleh  masyarakat  Pagerwojo  karena  sikap  dan perilaku  beliau  dalam  kehidupan  sehari-hari    yang  selalu  memberikan pertolongan  kepada  masyarakat  baik  berupa  masalah  pribadi,  keluarga maupun masalah ekonomi. Kelebihan beliau tidak lain adalah bukti nyata dari kebesaran Allah SWT

6. Referensi

Diambil dari berbagai Sumber

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya