Biografi KH. Yasin Jekulo, Pendiri Pesantren Al-Qoumaniyyah Kudus

 
Biografi KH. Yasin Jekulo, Pendiri Pesantren Al-Qoumaniyyah Kudus
Sumber Gambar: foto istimewa

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-Guru

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Mendirikan Pesantren

4.    Penerus
4.1  Murid-Murid

5.    Ijazah Dalail Al-Khairat
6.    Teladan
7.    Karya
8.    Chart Silsilah Sanad
9.    Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. Soekandar atau yang akrab dipanggil KH. Yasin lahir sekitar tahun 1890-an di Desa Cebolek, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati. Beliau merupakan anak yang ke-7 dari 9 bersaudara. Ayah beliau bernama H. Amin (Nama aslinya Tasmin) dengan Nyai Salamah.

Sejak kecil Kyai Yasin telah menjadi Yatim, karena ketika ayahnya pergi haji ke tanah suci, sang ayah meninggal di sana dan kemudian dimakamkan di Baqi`.

Sepeninggal ayahnya, Kyai Yasin kecil kemudian diangkat anak oleh Mbah Salam yang merupakan ayah dari Mbah Abdullah Salam atau kakek dari pada KH. Sahal Mahfudz Kajen Pati.

1.2 Riyawat Keluarga
KH. Yasin menikah dengan seorang gadis bernama Nyai Muthi`ah binti KH. Yasir Jekulo yang merupakan salah satu ulama di desa Jekulo pada waktu itu. Dari pernikahannya, beliau dikaruniai dua putra dan 2 putri, yakni:

  1. Hj. Nafisatun (istri KH. Muhammadun Pondowan),
  2. KH. Mumammad (Pengasuh Ponpes Al-Qaumaniyah),
  3. Nyai Hj. Muslimah,
  4. KH. Sanusi.

1.3 Wafat
KH. Yasin wafat pada Hari Rabu Pon, 30 Desember 1953 M / Robiul Akhir 1373 H. Beliau dimakamkan disamping Masjid Jami` Kauman. Beliau wafat setelah sekitar 35 tahun mengasuh para santrinya. Makam beliau banyak dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
Semasa kecil, Kyai Yasin sangat rajin dalam mempelajari ilmu agama baik mengaji di lingkungan desanya maupun di tempat lain. Ketika mondok, Kyai Yasin kecil dikenal sebagai santri yang cerdas, lincah dan dapat mengikuti semua pelajaran dengan baik.

Tercatat bahwa Kyai Yasin pernah belajar dari beberapa Ulama lainnya, diantaranya, adalah KH. Kholil Bangkalan Madura, KH. Abdussalam bin Abdullah Kajen Pati, KH. Sanusi bin Ya`qub Jekulo, KH. Nawawi Sidogiri, KH. Kholil Harun Kasingan Rembang, Mbah Amir Pekalongan dan masih banyak lagi.

Setelah lama belajar di tanah air, beliau melanjutkan pendidikannya ke tanah suci Mekah untuk memperdalam ilmu agama.

Di kota suci ini KH. Yasin belajar kepada ulama-ulama besar Mekkah. Setelah sekian lama belajar ilmu pengetahuan di tanah suci, akhirnya KH. Yasin kembali ke Cebolek Pati dan kemudian pindah ke desa Jekulo kabupaten Kudus.

2.2 Guru-Guru

  1. Syekhona Kholil Bangkalan,
  2. KH. Abdussalam Pati,
  3. KH. Sanusi bin Ya`qub Jekulo,
  4. KH. Nawawi Sidogiri,
  5. KH. Kholil Harun Kasingan Rembang,
  6. KH. Amir Pekalongan.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Mendirikan Pesantren
Dengan kapasitas keilmuwan agamanya yang luas, kemudian KH. Yasin mendirikan pondok pesantren sebagai tempat untuk mengkaji ilmu agama.

Pembangunan ini dilakukan sekitar tahun 1918 M. yang dilatar belakangi dengan adanya anak-anak yang ingin mengaji kitab suci Al-Qur`an di rumah beliau. Semula hanya tiga orang santri yang mengaji di rumah beliau, salah satunya adalah KH. Abdul Hamid dari Klaling Jekulo Kudus. Semakin hari ternyata semakin banyak santri yang datang ingin mengaji.

Melihat kenyataan tersebut Mbah KH. Sanusi (Guru Sufi beliau) memberikan saran agar KH. Yasin membuatkan tempat khusus untuk mengaji, karena akan lebih baik apabila memiliki tempat tersendiri. Kemudian dengan senang hati beliau menerima saran tersebut. Pada saat itu beliau belum begitu banyak santri yang belajar di sana sehingga secara resmi belum dapat dianggap sebagai pesantren.

Baru kemudian pada tahun 1923 M. banyak santri yang berdatangan dari luar daerah untuk mengaji, sehingga pada tahun itulah secara resmi pesantren KH. Yasin berdiri.

Pada masa KH. Yasin, pesantren tersebut tidak atau belum diberi nama. Namun banyak santri yang menyebutnya dengan sebutan, “Pondok Mbareng”. Sebenarnya, Mbareng adalah nama sebuah dukuh di desa Hadipolo tempat dimana stasiun pemberhentian kereta pada saat itu berada.

Santri menganggap bahwa lokasi pesantren berada dalam wilayah desa tersebut. Dari anggapan itulah akhirnya pesantren KH. Yasin dikenal dengan sebutan Pondok Bareng. Di pesantren ini dikaji berbagai macam ilmu bersumber dari kitab-kitab salaf.

Pada tahun 1918 – 1953 M. para santri disamping mengkaji kitab-kitab salaf juga banyak yang melakukan riyadloh, sehingga Pondok Mbareng juga dikenal sebagai Pondok Riyadloh.

Menurut keterangan dari para santrinya seperti KH. Ahmad Basyir dan Alm KH. Hanafi (yang pada waktu naskah ini ditulis beliau masih hidup) pada masa mondok di pesantren dibatasi untuk tidak makan yang enak-enak atau dengan kata lain para santri diharapkan hidup prihatin selama menuntut ilmu.

KH. Yasin dikenal sebagai sosok yang lurus dan banyak bergelut di pesantren. KH. Yasin adalah tipe kyai pesantren, dimana sebagian besar waktunya beliau curahkan untuk mendidik para santri.

Setelah wafatnya beliau, Pondok Pesantren Bareng diteruskan oleh putranya yaitu KH. Muhammad bin Yasin. Setelah sekian lama Pondok Pesantren Bareng tanpa nama, akhirnya KH. Muhammad mempunyai insiatif untuk memberi nama agar pesantren ini mudah dikenal oleh para santri.

Tepatnya pada tahun 1979 M/1399 H pesantren ini diberi nama Al-Qoumaniyyah. Nama ini diambil dari dukuh Kauman dimana pondok ini berdiri, yang merupakan salah satu dukuh di desa Jekulo.

4. Penerus

4.1 Murid-Murid
Berkat didikan dari KH.Yasin, pesantren ini telah mencetak ulama-ulama ternama, diantaranya:

  1. KH. Muhammadun (Pondohan Pati),
  2. KH. Hambali (Kudus),
  3. Habib Muhsin (Pemalang),
  4. KH. Ma`mun (Kudus),
  5. KH. Hanafi (Jekulo Kudus),
  6. KH. A Basyir (Jekulo Kudus),
  7. KH. Shaleh (Sayung Demak),
  8. Habib Ali bin Syihab (Mayong Jepara),
  9. Habib Muhammad Al Kaf (Imam Masjid Agung Magelang) dan masih banyak ulama lainnya.

5. Ijazah Dalail Al-Khairat
Satu hal yang bisa dilihat dari pengaruh KH. Yasin yang sampai sekarang masih banyak diamalkan orang adalah ijazah Dalail Al-Khairat. Ijazah ini seringkali diamalkan oleh para santri sebagai sarana mendekatkan diri kepada Sang Khaliq dan ungkapan prihatin dalam masa menuntut ilmu.

6. Teladan
Seluruh kehidupan KH. Yasin beliau curahkan untuk kepentingan agama Islam. KH. Yasin merupakan sosok yang sederhana, arif, dan sikapnya egiliter (Menganggap sama terhadap semua orang) sehingga beliau merupakan sosok yang disegani di masyarakat.

7. Karya
Dalam kiprah KH. Yasin telah menulis beberapa kitab, tapi hanya sedikit yang ditemukan karya tulisnya. Beliau telah menulis syarah Asmaul Husna dan tulisan-tulisan Khutbah Hari Raya dalam bahasa Arab.

8. Chart Silsilah Sanad
Berikut ini chart silsilah sanad guru KH. Yasin Jekulo dapat dilihat DI SINIdan chart silsilah murid beliau dapat dilihat DI SINI.

9. Referensi
patinews.com

Sebelumnya artikel ini diedit pada tanggal 02 September 2022, dan diedit kembali dengan penyelarasan bahasa pada tanggal 30 Desember 2023,

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya