Biografi Sahabat Salim Maula Abu Hudzaifah

 
Biografi Sahabat Salim Maula Abu Hudzaifah

Daftar isi

1.         Riwayat Hidup
1.1        Latar Belakang
1.2        Riwayat Keluarga
1.3        Wafat

2.         Memeluk Islam

3.         Kedudukan yang Mulia

4.         Ikut Masa Perang
4.1         Bersama Nabi Muhammad
4.1         Bersama Abu Bakar Ashiddiq RA

5.         Kisah-kisah
5.1         Lantunan Suara Merdu Salim RA
5.2         Suara Gemuruh yang Menakutkan

6.         Referensi

1.         Riwayat Hidup

1.1       Latar Belakang
Salim maula Abi Hudzaifah beliau adalah salah satu dari 10 orang mantan budak yang berpengaruh di zaman Rasulullah. Budak yang dimerdekakan oleh Abu Hudzaifah tersebut merupakan satu-satunya mantan budak sahabat Rosulullah yang tidak diketahui siapa orangtuanya.

Berbeda dengan Said dan Bilal, sekalipun pernah menjadi budak tapi karena asal-usulnya ketahuan, maka setelah dimerdekakan disebut Zaid bin Haritash serta Bilal bi  Rabah.

Meski asal usulnya tak diketahui, Salim kemudian ditunjuk menjadi Maha Gurunya Tahfizd Qur’an dan Imam Majid Quba pada jaman Rasulullah. Penunjukan dua tugas yang besar tersebut karena Salim tergolong orang yang sangat fasih melantunkan ayat-ayat Al Qur’an. Bakat yang dimilikinya membuat Rasulullah SAW sangat menyayangi dan mempercayai Salim.

1. 2     Riwayat Keluarga
Salim Maula Abu Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu menikah dengan sepupu dari Abu Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu sendiri, yaitu Fatimah binti Walid bin Utbah. Salim Maula Abu Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu termasuk ke dalam Assabiqunal Awalun minal Muhajirin.

1.3       Wafat
Salim radhiyallahu ‘anhu mati (632 Masehi) dalam keadaan syahid saat Perang Yamamah yang dipimpin oleh Musailamah Al-Kadzab. Salim adalah pemegang bendera, panji-panji untuk kaum Muslimin. Saat Abu Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu tertusuk oleh musuh, lalu beliau berkata, “dimana saudaraku Salim?.” Begitu juga Salim radhiyallahu ‘anhu saat tertusuk oleh musuh, ia berkata,”dimana saudaraku Abu Hudzaifah?”

Kemudian pasukan Muslimin yang lain menopang Salim menuju jasad Abu Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu yang sudah tergeletak dan bersimbah darah. Mereka saling berhadapan dan meninggal dunia karena syahid.

2.         Memeluk Islam

Awalnya Istri dari Abu Hudzaifah membeli Salim saat masih kecil di pasar perdagangan budak. Lalu Abu Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu menganggapnya sebagai anaknya sendiri. Kemudian setelah Salim baligh, Abu Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu mengangkatnya sebagai anak angkatnya. Namanya berubah menjadi Salim Maula Abu Hudzaifah.

Bapak (Abu Hudzaifah) dari Hudzaifah RA inilah yang setelah terang-terangan masuk Islam mengambil Salim RA sebagai anak angkat selepas Salim merdeka. Mulai saat itu, beliau dipanggil Salim bin Abi Hudzaifah. Kedua orang itu pun beribadah kepada Allah dengan hati yang tunduk dan khusyuk, serta menahan penganiayaan Quraisy dan tipu muslihat mereka dengan hati yang sabar tiada terkira.

3.         Kedudukan yang Mulia

Salim Maula Abu Hudzaifah adalah guru Al-Quran dari semua sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Saat Abu Hudzaifah radiyallahu ‘anhu hijrah ke Habasyah, Salim tidak ikut bersama beliau. Salim memutuskan untuk menetap di Mekkah untuk duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam belajar Al-Quran.

Pada suatu hari Rasulullah saw. berpesan kepada para shahabatnya, katanya:
"Ambillah olehmu al-Quran itu dari empat orang, yaitu: Abdullah bin Mas‘ud, Salim maula Abu Hudzaifah, Ubai bin Ka‘ab dan Mu‘adz bin Jabal … !"

4         Ikut Masa Perang

4.1        Bersama Nabi Muhammad SAW
Salim selalu hadir dalam setiap peperangan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam. Termasuk saat perang Badr. Allah subhana wa ta’ala telah menjanjikan siapapun yang ikut dalam Perang Badr, maka segala dosa-dosanya akan terampuni dan masuk Surga

4.2        Bersama Abu Bakar Ashiddiq RA
Pertempuran Yamamah terjadi pada Desember 632 M di jazirah Arab pada wilayah Yamamah antara Khalifah Abu Bakar melawan Musailamah al-Kazzab yang mengaku sebagai nabi.

5        Kisah-kisah

5.1     Lantunan Suara Merdu Salim RA
Ada sebuah riwayat yang menceritakan tentang Aisyah radhiyallahu ‘anha yang mendengar bacaan Al-Qur’an Salim radhiyallahu ‘anhu :

Suatu malam, ketika Aisyah RA terlambat pulang, Rasulullah SAW menegurnya dengan lembut tapi tegas. ”Maaf ya Rasulallah,” kata Aisyah dengan nada hormat, ”aku terlambat pulang karena menyimak seseorang membaca Qur'an di masjid. Bacaannya bagus, suaranya merdu. Aku belum pernah mendengar suara semerdu itu.”

Penasaran, Rasulullah lalu pergi ke masjid dan mendengarkan bacaan Quran yang diceritakan istrinya. Tak lama Nabi kembali dengan wajah senang. ”Dia Salim, budak Abu Huzaifah,” kata Rasulullah kepada Aisyah. ”Segala puji bagi Allah yang telah menjadilan orang yang suaranya merdu seperti suara Salim itu sebagai umatku.”

5.2     Suara Gemuruh yang Menakutkan
Suatu ketika di Madinah terdengar suara gemuruh seperti suara pasukan akan menyerang Madinah. Seluruh masyarakat Madinah ketakutan.

Lalu Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu melihat Salim sedang duduk di depan pintu gerbang Madinah sambil memeluk lututnya dan memegang sarung pedangnya yang sudah siap menghunuskan pedangnya. Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu pun mengikuti apa yang dilakukan oleh Salim radhiyallahu ‘anhu. Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melihat pemandangan itu. Dan beliau meyakini akan keimanan mereka yang pemberani dan tidak takut mati karena Allah

6         Referensi

Biografi Sahabat Salim maula Abu Hudzaifah


 

 

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya