KH.Cholil bin KH. Abdulloh Umar lahir di Desa Pasinan Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro.
KH. Hasan Musthafa adalah seorang ulama dan pujangga islam yang banyak menulis masalah agama dan tasawuf dalam bentuk (puisi yang berirama dalam bahasa sunda), Beliau juga pernah menjadi kepala penghulu di Aceh pada zaman Hindia Belanda.
KH. Muhammad Mudarris SM. dan sampai saat ini beliau masih menjadi figure utama / sentral bagi Pondok Pesantren Sabilul Hasanah. KH. Muhammad Mudarris SM dilahirkan di Ponorogo Jawa Timur, pada tanggal 12 Januari 1952. Meskipun kehidupan orangtuanya pada saat itu sangat sederhana sekali, tapi ayah Beliau KH. Moh. Sholeh Imam Kurmain
KH. Hisyam Abdul Karim Purbalingga lahir pada tanggal 08 Agustus 1909, di Purbalingga, Jawa Tengah. Beliau merupakan putra dari Abdul Kariem, seorang Kepala Dusun Sukawarah di Desa Kalijaran.
Nasab KH. Dalhar tersambung pada trah Raja Mataram, Amangkurat III. Ayah KH. Dalhar bernama KH. Abdurrahman bin Abdurrauf bin Hasan Tuqo. Pada waktu perjuangan Perang Jawa, KH. Abdurrauf membantu Diponegoro berjuang di tanah Jawa.
Pada saat usia 10 tahun, Kyai Sanusi disekolahkan di Volk School (Sekolah Rakyat) yang terletak di Desa Ciporang. Kendati sudah berumur 10 tahun, Kyai Sanusi termasuk murid yang paling kecil. Dalam buku catatan Kyai Sanusi, setiap sore dirinya selalu mengaji di pesantren KH. Ghazali.
KH. Imaduddin Utsman Al Bantani adalah pengasuh dan pendiri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yang beralamatkan bertempat di Kampung Cempaka, Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
KH. Matin Syarkowi, beliau adalah putra keempat dari kedua orangtua Abuya KH Syarqowi bin Rofiq dan Ibunyai Hj. Mahdiyah binti H Rohmatullah merupakan muassis atau pendiri Pondok Pesantren Al Fathaniyah Tengkele, Kota Serang Banten.
KH. Abdul Hakim Mahfudz atau yang lebih dikenal sebagai Gus Kikin (lahir 17 Agustus 1958), beliau adalah putra almarhum KH. Mahfudz Anwar dan Nyai Hj. Abidah Ma’shum.
Prof. Dr. KH. Maghfur Usman tidak hanya sosok kiai NU Indonesia, tetapi juga intelektual Muslim Indonesia yang mendedikasikan dirinya di negara Malaysia dan Brunei Darussalam. Kiprah intelektualnya sudah jelas bertaraf internasional.