Pujian Untuk Kiai Ma'ruf Amin

 
Pujian Untuk Kiai Ma'ruf Amin

LADUNI.ID - Sejak tadi malam, banyak yang membincangkan tentang kepiawaian Kiai Ma'ruf Amin (KMA) selama debat antar Cawapres berlangsung. Mereka yang selama ini meragukan kemampuan KMA, lamat-lamat sudah terjawab. Tentu ini akan banyak mempengaruhi "undecided voters" yang memilih untuk menentukan pilihan pada detik-detik akhir.

Bagi kami, para aktivis dan intelektual Nahdhatul Ulama, sosok KMA sudah sangat dikenal keahliannya dalam paham keagamaan, wacana politik, bahkan soal organisasi. KMA adalah matahari NU yang selama hidupnya malang-melintang dalam NU, baik sebagai ahli fikih maupun organisatoris yang mengendalikan struktur organisasi NU. Posisi KMA sebagai Rais 'Am, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, dan politisi PPP di masa Orde Baru dan Dewan Syura PKB di masa Reformasi, dapat menjadi dalil sahih tentang kepiawaian KMA dalam memadukan antara intelektualisme dan aktivisme politik. Tidak banyak sosok yang mampu menggabungkan antara kemewahan intelektualisme dan kepiawaian dalam politik. Itulah sosok KMA.

Jauh sebelum debat Cawapres berlangsung, saya sudah sampaikan kepada teman-teman di TKN, bahwa KMA adalah sosok yang piawai dalam debat, karena tradisi debat bukan hal yang baru bagi KMA. Di NU sendiri, KMA telah terbiasa berdebat dalam isu-isu yang sangat sensitif dalam forum kajian keagamaan (bahtsul masail) maupun dalam kebijakan-kebijakan strategis NU. Bahkan, saat KMA masih menduduki Komisi Fatwa MUI, saya kerap berdebat dengan KMA di sejumlah stasiun televisi. Saya selalu kagum dengan kemampuan KMA berargumen dan memuji lawan debat, sekeras apapun debat itu. Bahkan, KMA sering mengeluarkan anekdot yang dapat membuat lawan debat luluh hatinya. "Saya selalu berani mendebat banyak orang, tapi agak susah kalau berdebat dengan orang Madura", tutur KMA selesai debat soal fatwa MUI pada tahun 2006 lalu. Di luar itu, kami bisa menderai tawa bersama KMA dalam setiap forum besar NU, seperti muktamar dan musyawarah nasional Alim Ulama.

Nah, debat tadi malam membuktikan, bahwa KMA memang matahari. Ia tampil percaya diri dengan argumen dan logika yang kokoh. Dalam usia KMA yang sudah lanjut, ia tampil seolah masih milenial dengan argumen-argumen yang dapat meyakinkan kaum milenial, bahwa seluruh program yang sudah digariskan bersama Presiden Jokowi hakikatnya untuk memberikan perhatian kepada seluruh warga, khususnya kaum milenial. Karena itu, KMA dalam penutup debat menuturkan, bahwa apa yang ia lakukan saat ini hanya untuk memastikan generasi milenial mempunyai masa depan yang cerah.

Sebaliknya, Sandiaga Uno tadi malam terlihat sebaliknya. Sandiaga terlihat tidak seperti biasanya, ia seolah-olah pikirannya seperti orang tua, yang mana selalu mengetengahkan pesimisme tentang Indonesia. Padahal semua tahu, Indonesia sekarang mengalami kemajuan yang luar biasa jika dibandingkan dengan 10 tahun terakhir. Retorika Sandiaga Uno terlihat garing dan kering.

Sejak debat Cawapres tadi malam, banyak orang yang semakin mantap untuk memilih pasangan 01 karena dapat membuktikan umara-ulama merupakan pasangan yang terbaik saat ini untuk Indonesia untuk memastikan Indonesia selalu damai, adil, makmur, dan maju.

Doa saya selalu teruntuk KMA, semoga selalu sehat wal afiat. Pengabdian KMA untuk menjaga Indonesia dari inflitrasi ekstremisme dan memastikan pembangunan SDM dalam 5 tahun yang akan datang akan menjadi kado terindah untuk negeri.

Oleh:Zuhairi Misrawi
Tokoh Muda NU,