Belajar Pola Hidup Sehat Dari Kyai Ma'ruf Amin

 
Belajar Pola Hidup Sehat Dari Kyai Ma'ruf Amin

Sepanjang tahun 2016-2018, K.H Ma'ruf Amin, selaku Rais Aam PBNU punya agenda tersendiri di berbagai daerah, untuk memimpin Halaqah Ulama yang dihelat PCNU-PCNU seluruh Indonesia.

Halaqah ini biasanya dihelat di akhir pekan, antara hari Jumat sampai Ahad. Agar tak mengganggu agenda Kyai di Jakarta. Untuk agenda di Jakarta, kyai punya jadwal tersendiri. Hari Senin dan Selasa, memimpin rapat di MUI, sedangkan hari Rabu dan Kamis, beliau agendakan untuk rapat Syuriah dan Tanfidziah di PBNU. Sesekali, beliau menghadiri undangan kenegaraan bersama Presiden, maupun mengisi ceramah di sejumlah lembaga negara.

Dalam setiap kunjungan akhir pekan ke berbagai daerah itu, biasanya Kyai diminta mampir dan mengisi pengajian di sejumlah pesantren yang berada di Kota atau Kabupaten yang menyelenggarakan Halaqah. Jadi dalam setiap kunjungannya, Kyai berceramah di dua sampai tiga tempat yang terkadang jaraknya berjauhan.

Sekali waktu, saya berkesempatan mengikuti agenda kunjungan Kyai ke Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon Jawa-Barat.  
 
Kamis malam, kami berangkat dari Jakarta. Jumat, Kyai memberi tawsiyah dalam  Wisuda santri Ponpes Cipasung dilanjutkan dengan memimpin ulama NU se Priangan dan meresmikan kantor PCNU Kabupaten Tasikmalaya. Dari Tasik kami langsung bertolak ke Cirebon. Menginap di rumah salah satu pengurus PCNU Cirebon.  Malam itu, sebelum rehat, Kyai sempat berziarah ke Makam  Sunan Gunung Djati Cirebon.

Esoknya, Kyai memimpin Halaqah Ulama Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka. Kemudian bersilaturahmi ke rumah sejumlah kyai sepuh di Cirebon. 
Sabtu malam, kami berziarah ke Makam Sunan Gunung Djati, kemudian kembali ke Jakarta. Sementara Kyai, Ahad paginya mengasuh pengajian Tafsir Jalalain di Ponpes An-Nawawi Tanara.

Di waktu yang lain, kami pernah juga mengawal Rangkaian  kegiatan Kyai di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Barat. Polanya selalu sama. Berangkat Kamis Sore, kembali lagi hari Sabtu atau Ahad sore.  

Sesekali,  Kyai berkegiatan di luar Jakarta pada hari Kerja. Saat pengukuhan gelar Profesor Doktor Bidang Ekonomi Islam di UIN Sunan Maulana Malik Ibrahim, Rabu (24 Mei 2017) misalnya.

Sebelum ke Malang, kyai menyempatkan diri berziarah ke Tebu Ireng, untuk selanjutnya  meresmikan Lembaga Ekonomi Umat  di Ponpes Riyadlul Jannah, Pacet Mojokerto.   Sebelum kembali ke Jakarta, seperti biasa, kyai berkunjung ke pesantren terdekat untuk bersilaturahmi bersama para ulama.

Dalam berbagai perjalanan itu, kyai kerap didampingi Wakil Rais Aam PBNU, K.H Miftahul Akhyar. Ada yang unik dari Kyai Miftah dan Kyai Ma'ruf. Meski sama-sama Pimpinan di PBNU, Kyai Mif, yang perokok berat, enggan merokok di hadapan Kyai Ma'ruf. Karenanya beliau memilih mobil berbeda dengan yang ditumpangi Kyai Ma'ruf. Sebagai bentuk takdzim terhadap Rais Amm, begitu ujar kyai Mif.

Selama perjalanan itu juga saya berpikir, kyai kami yang terlihat sepuh ini ternyata 'jagjag waringkas' alias perkasa.  Betapa tidak? Kami yang masih muda saja kelelahan dan harus bedrest selama satu sampai dua hari pasca perjalanan panjang. Sementara Kyai Ma'ruf dan Kyai Mif tetap berkegiatan melaksanakan tugasnya selaku Ketua Umum MUI maupun. Rais Amm PBNU. Bahkan sopir dan ajudan Kyai pun harus bergantian dalam mengawal perjalanan beliau yang tak kenal lelah itu. 

Di waktu yang lain, usai perjalanan panjang yang  melelahkan, beliau pernah didaulat memberi tawsiyah di sebuah kota. Ketika panitia menyediakan tempat duduk, Kyai memilih berdiri di depan mimbar. Tak kurang dari satu jam Kyai berceramah dengan penuh senyum dan canda khasnya. 

Saya yang masih muda terkadang malu juga melihat gaya hidup beliau yang sehat, bebas dari rokok dan seakan tak kenal lelah. 
Apa rahasianya?

Ternyata dalam kesehariannya, setiap pagi, usai berjamaah subuh, Kyai selalu menyempatkan diri untuk berolahraga. Berjalan mengelilingi kampungnya di Koja, atau berkeliling komplek pesantrennya di Tanara. 

Kyai juga berhenti merokok dan mengurangi asupan gula dan makanan pedas, sejak lama. Selain itu, beliau rajin minum madu dan air hangat.

(Kiai Jagjag Waringkas)