Ciri-ciri Orang yang Terindikasi Penyakit Cinta Dunia

 
Ciri-ciri Orang yang Terindikasi Penyakit Cinta Dunia

LADUNI.ID, Jakarta – Sebagaimana diketahui, kehidupan dunia ini hanya sebatas persinggahan saja. Tentunya kita tidak akan selamanya berada di dunia. Namun seiring dengan bergulirnya waktu, terkadang membuat sebagian orang lupa akan semua itu.

Dalam kehidupan dunia ini, manusia dihadapkan pada berbagai macam cobaan termasuk di antaranya cobaan kenikmatan dunia. Memang suatu hal yang cukup manusiawi jika manusia memiliki kecenderungan atau rasa suka terhadap hal-hal duniawi. Allah berfirman: “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa ang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik surga.” (QS. Ali-Imran: 14)

Selain itu,  Allah SWT menegaskan bahwa semua kenikmatan tersebut tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kenikmatan di sisi-Nya, yaitu kenikmatan yang kekal abadi, bukan kenikmatan yang tak ubahnya seperti fatamorgana seperti kenikmatan dunia ini “kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran: 85)

Dalam ayat lain Allah  SWT juga berfirman, “Di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,”( QSAs-Syu’ara: 88-89).

Lantas seperti apakah ciri-ciri  orang yang terindikasi cinta dunia itu ? Berikut ini adalah ciri-cirinya :

1. Tujuan hidupnya hanyalah untuk mencari kesenangan dunia semata seperti harta, tahta, wanita, popularitas,  dengan segala macam cara yang tidak       memperdulikan halal dan haram.

2. Lupa dan lalai beribadah kepada Allah karena sibuk dengan urusan dunia.

3. Berani mengorbankan agama dan imannya demi mendapatkan kenikmatan dunia.

4. Suka bermewah-mewahan, dan bermegah-megah serta bangga dengan dunia yang dimilikinya, juga kurang bersyukur.

5. Suka menumpuk-numpuk harta dan enggan menginfaqkannya untuk membantu fakir miskin.

6. Ukuran dan nilai kesuksesan baginya hanya dunia dan beragama baginya hanyalah sebagai status.

7. Takut mati, namun tidak mempersiapkan bekalnya.

Semoga Allah menyelamatkan kita dari cirri-ciri tersebut. Aamin yaa Rabbal ‘aalamin.