Tujuh Resep Guru Sekumpul dalam Mendidik Anak

 
Tujuh Resep Guru Sekumpul dalam Mendidik Anak
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Tuan Guru Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari lahir di Tunggul Irang, Martapura, 11 Februari 1942 dan meninggal di Martapura, 10 Agustus 2005 pada umur 63 tahun. Beliau adalah salah seorang ulama dan tokoh yang sangat kharismatik dan masyhur, tidak saja di Kalimantan, tetapi juga dikenal secara nasional, bahkan internasional. 

Dalam setiap agenda Haul yang diadakan rutin setiap tahun, jutaan orang turut serta hadir di Sekumpul, Martapura. Kehadiran para pecinta itu bukan karena apa-apa, melainkan rasa cinta yang tulus dan mengharap berkah dari Allah SWT melalui kekasihnya itu.

Biasanya agenda Haul Guru Sekumpul diadakan beberapa hari dengan rangkaian acara yang cukup padat berisi, pembacaan Al-Qur'an, Dzikir, pembacaan Maulid Simtuddurar, dan juga pembacaan Manaqib atau jejak langkah perjuangan Tuan Guru Sekumpul.

Di dalam Manaqib Guru Sekumpul yang dibaca dan diperdengarkan kepada jutaan orang itu, ada beberapa nasihat Guru Sekumpul bagi segenap umat Islam dalam menjalani kehidupan ini.

Diriwayatkan bahwa Guru Sekumpul pernah berkata bahwa kalau kita ingin punya anak yang menjadi wali, atau setidaknya anak kita jadi orang sholeh dan berilmu serta berakhlak mulia, maka yang harus dilakukan seorang suami adalah berikut ini:

Pertama, sebelum istri kita hamil, hendaknya kita menjaga istri kita untuk memakan makanan yang halal agar terhindar dari makanan yang haram dan syubhat.

Ini adalah modal yang paling utama dalam mendapatkan anak yang sholeh. Karena ini termasuk menjaga perut dari segala yang haram dan yang syubhat. Riba itu termasuk haram. Jadi duit yang kita belikan makanan untuk istri dan anak kita adalah duit yang halal tidak mengandung unsur riba sedikitpun. Dan yang syubhat itu maksudnya yang tidak tahu asal usulnya apakah ini halal atau haram. Maka dari itu, kita harus menjaga makanan yang masuk ke perut istri kita cukup makanan yang halal. Jangan memberi makanan yang syubhat sekalipun, apalagi yang haram.

Kedua, di kala istri kita hamil dua bulan, yang kita lakukan adalah rajin membacakan shalawat sebelum tidur, setiap malam sambil memegang perut istri.

Hal ini kita lakukan mulai istri kita hamil dua bulan sampai melahirkan. Shalawat apa saja dan setelah membaca shalawat diakhiri dengan tawasshul kepada para wali untuk memohon anugerah dari Allah SWT.

Ketiga, rajin-rajinlah dan sering-seringlah membaca Al-Qur’an di hadapan istri yang sedang hamil.

Hal itu dikarenakan kalau kita sering membaca Al-Qur’an, Insya Allah anak kita sejak kecil sampai tua nanti akan tetap suka membaca Al-Qur’an dan bahkan bisa menghafal Al-Qur’an karena berkah dari Al-Qur’an itu.

Keempat, banyak-banyaklah melihat foto/gambar para Waliyullah.

Foto wali-wali harus ada di rumah kita. Bila kita hendak tidur, kita melihat gambar/foto tadi, membacakan Al-Fatihah sebagai hadiah untuk wali yang ada di foto tadi, dengan menyebut namanya, misalnya si fulan bin si fulan. Lakukanlah selama kita hidup. Fadhilahnya itu semua akan berdampak kepada anak kita, yang atas kehendak Allah SWT kelak bisa menjadi seorang wali. Kalaupun bila anak kita tidak menjadi seorang wali, maka mungkin atas kehendak Allah akan turun ke cucu yang menjadi wali, bila cucu tidak, maka ke bawah terus yang jelas keturunannya itu pasti ada yang jadi wali berkat kita cinta kepada wali.

Kelima, yang kita lakukan saat anak kita terlahir yakni buka mulutnya sambil membaca:

اَللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ

“Ya Allah pahamkanlah ia dalam urusan agama dan ajarkanlah ta'wil (tafsir/pemahaman) Al-Qur'an)"

Kemudian adzankan di telinga kanan dan iqomahkan di telinga kiri. Setelah itu kita bacakan Surat Al-Qodar sebanyak 7 kali dan tawasshul kepada Rasulullah SAW sembari berkata, “Ummat engkau lahir, jadikanlah anak ini mendapatkan nuur dari engkau wahai Rasulullah SAW.”

Keenam, kita doakan terus menerus dengan doa yang baik-baik, “mudah-mudahan jadi anak yang sholeh sambil bertawasshul kepada wali-wali dengan berkat wali mudah-mudahan anakku jadi wali.”

Ketujuh, berilah nama yang baik pada anak kita sesuai nama-nama orang sholeh. Apabila anak itu laki-laki, maka beri ia nama permulaannya dengan awalan Muhammad atau Ahmad.

Nama Muhammad adalah nama Rasulullah SAW di bumi dan Ahmad adalah nama Rasulullah SAW di langit. Orang yang di dalam rumahnya ada yang bernama Muhammad atau Ahmad, maka penghuni rumahnya tidak akan kekurangan, tidak akan kelaparan. Keberkahan akan selalu mengalir ke dalam rumah tersebut berkat Rasulullah SAW.

Kemudian, teruslah bersyukur kepada Allah SWT. Segala puji kepada Allah, Alhamdulillah, atas segala karunia yang telah di anugerahkan kepada kita.

Demikianlah, sebagian nasihat-nasihat mulia dari Abah Guru Sekumpul. Semua yang disampaikan oleh beliau itu adalah bentuk kepeduliannya kepada umat Islam dan wujud cinta beliau kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang memang mengajarkan kasih sayang kepada semua. 

Semoga bermanfaat. []


Sumber: Tulisan ini merupakan catatan yang diolah dan dikembangkan dari Manaqib Muhammad Zaini bin Abdul Ghani. Tim redaksi bertanggungjawab sepenuhnya atas uraian dan narasi di dalam tulisan ini.

Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 18 Juli 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Editor: Hakim