Ziarah Raden Ali, Pendakwah Islam di Sidoarjo

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah Raden Ali, Pendakwah Islam di Sidoarjo

Daftar Isi

  1. Profil
  2. Lokasi Makam
  3. Haul
  4. Motivasi Ziarah Menurut Syeikh An Nawawi Banten
  5. Fadilah
  6. Peninggalan
  7. Oleh-oleh
  8. Sumber

 

Laduni.ID, Jakarta - Raden Ali beliau adalh ulama besar dari Sidoarjo yang berjasa besar dalam mendakwahkan agama islam dan mengajarkan Islam di kalangan masyarakat Ngelom, Sidoarjo. Beliau juga seorang Waliyullah ahli Thariqah Syaththariyah, penyebar dan peletak dasar ajaran Islam yang berhaluan faham Ahlus Sunnah Wal Jamaah di daerah Ngelom Sepanjang dan sekitarnya, Beliau juga Mu’assis Pondok Pesantren Salafiyah Bahauddin Ngelom Taman Sepanjang Sidoarjo.

1. Profil

Raden Ali adalah seorang ulama’ pembuka (babat) tanah Ngelom Pesantren pada sekitar tahun 1261 Hijriyah dipekirakan 1845 Masehi. Dalam tubuh Raden Ali mengalir darah keturunan Ki Ageng Selo. Raden Ali dilahirkan dari seorang Ayah bernama Raden Mas Pangeran Kerthoyudo putra Sultan Agung Dipura, Ibunda Beliau bernama Raden Ayu Ibu, putri Raden Mas Kantri atau yang lebih dikenal dengan sebutan Raden Mas Umbul Suwelas putra dari Al Karomah Al Akbar Al Khoir Ahmad atau yang lebih dikenal dengan sebutan Raden Ronggo, Sultan Ngaloga

Guru beliau selama menuntut ilmu adalah:
Kyai Gibah

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi Raden Ali

2. Lokasi Makam

Tidak ada satu catatan pun ditemukan yang menulis cerita tentang tahun, bulan, tanggal dan hari wafat Mbah Raden Ali. Akan tetapi dapat diketahui dari berita turun temurun yang disampaikan dari mulut ke mulut yang menyatakan bahwa Mbah Raden Ali meninggal pada  bulan Sya’ban hari ketujuh belas. Sedangkan mengenai tahun wafat beliau, informasi yang diterima oleh penulis dari beberapa orang, ternyata banyak terjadi perbedaan pendapat, yang semuanya tidak bisa dipertanggung jawabkan akurasi kebenarannya.

Jenazah Raden Ali di semayamkan di Kompleks pemakaman keluarga, di desa Ngelom Pesantren Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, tepatnya berada di sebelah selatan Masjid Bahauddin, depan Madrasah Aliyah Bahauddin Ngelom.

3. Haul

Haul Raden Ali diperingati setiap setahun sekali di kalender islam pada bulan Sya'ban. Haul beliau diperingati di Masjid Bahauddin, Ngelom, Sidoarjo. Haul Raden Ali dihadiri para santri dan alumni santri, ulama dan tokoh masyarakat, dan keluarga besar Dauroh Raden Ali.Haul Raden Ali diisi memiliki kegiatan acara di antaranya: Ziarah di Makam Raden Ali, Kegiatan Sosial, Pengajian Akbar.

4. Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

5. Fadilah

Makam Raden Ali banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tidak hanya datang dari wilayah Sidoarjo saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di di Kompleks pemakaman keluarga, di desa Ngelom Pesantren Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, tepatnya berada di sebelah selatan Masjid Bahauddin, depan Madrasah Aliyah Bahauddin Ngelom.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam Raden Santri, dibukakan akal pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, dimudahkan dalam hajatnya, dimudahkan dalam mencari rezeki, dan dimudahkan dalam meraih cita-citanya.

6. Peninggalan

Mendirikan Pesantren
Dengan latar belakang masyarakat “abangan” tersebut, maka Raden Ali ingin menanamkan ajaran Islam didaerah Ngelom Taman Sepanjang Sidoarjo. Sedikit demi sedikit banyak santri yang mulai menimba ilmu mulai dari berbagai daerah diantaranya Banten, Cirebon dan tentu masyarakat Sidoarjo bahkan ada yang dari Madura.

Kebesaran nama Raden Ali telah banyak mengundang kedatangan para santri dari pelosok penjuru pulau Jawa untuk ngangsu kaweruh agama (menimba ilmu agama) pada Mbah Raden Ali, mulai dari Banten, Cirebon, serta masyarakat sekitar Sidoarjo-Surabaya, bahkan sampai Madura. Sayang, kebesaran nama beliau, tak ada satu pun sejarah yang mencatatnya, mencatat sejarah seorang tokoh Ulama besar sekaligus Waliyullah yang mempunyai banyak kelebihan atau karomah yang tidak banyak dimiliki oleh manusia biasa pada umumnya.

Pondok Pesantren Bahauddin Al-Ismailiyah termasuk salah satu pondok tertua di Jawa Timur. Awalnya Pondok Pesantren ini menggunakan nama Bahauddin pada tahun 1939 yang diambil dari nama anak dari Raden Ali. Nama Bahauddin kemudian digunakan oleh tiga pesantren di Ngelom-Sepanjang. Karena terdapat tiga pesantren yang menggunakan nama Bahauddin, maka tiap-tiap pesantren tersebut berkumpul atau mengaji dalam satu majlis, tepatnya di Mushola (berada di depan rumah KH. Chamzah Ismail).

Akan tetapi, terjadi perdebatan antar tiga pengurus pesantren tersebut, dimana masing-masing dari mereka berkehendak untuk mengadakan pengajian sendiri, sehingga tiap pesantren memisahkan diri dan mendirikan pesantren dengan nama Bahauddin Ali Rafi’i, Bahauddin An-Nidhamiyyah, dan Bahauddin Al-Ismailiyah.

7. Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibawa pulang usai ziarah di Kab. Sidoarjo di antaranya:
Otak-otak Bandeng, Terasi Sidoarjo, Ote-ote Porong, Kerupuk Udang, Kerajinan Kulit, Petis, Bandeng Asap, Kerajinan Tempurung Kelapa, Batik Sidoarjo.

8. Sumber

Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs:
https://fahmialinh.wordpress.com
Youtube: Makam Raden Ali Ngelom, Sidoarjo