Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Gelar Pelatihan Literasi Borneo Bagi Pelajar Desa Antibar

 
Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Gelar Pelatihan Literasi Borneo Bagi Pelajar Desa Antibar

LADUNI.ID, MEMPAWAH - Kelompok 18 Kuliah Kerja Lapangan ( KKL) Revolusi Mental bersama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Pontianak mengadakan Pelatihan Literasi Borneo di Gedung NU Mempawah, pelatihan ini bekerjasama dengan Kementrian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan tahun 2019. Kamis (15/08)

Kelompok 18 KKL Revolusi Mental IAIN Pontianak mengundang perwakilan Kepala Desa Antibar dalam seremonial pelatihanan ini, adapun yang menjadi peserta dalam pelatihan ini adalah perwakilan siswa-siswi SMP N 2 Mempawah Timur, MTs Nahdlatul Ulama, SMK N 1 Mempawah Timur, MAN 1 Mempawah, IPNU dan IPPNU Cabang Mempawah, tidak lupa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pontianak turut menjadi peserta pelatihan ini.

Yang membuka acara pelatihan ini adalah bapak As’ad Apriadi S.Pd yang merupakan perwakilan dari pamong KKL Revolusi Mental Kelompok 18. Dalam sambutanya ia menyampaikan harapan kepada peserta agar menggunakan kesempatan sebaik mungkin dalam mengikuti pelatihan ini, menurutnya pelatihan ini sangat bermanfaat bagi pelajar khususnya yang ada di Desa Antibar.

Salah satu peserta pelatihan literasi borneo yaitu Siti Rahmayanti dari MAN 1 Mempawah Timur menyampaikan kesannya, bahwa ia sangat senang mengikuti pelatihan ini, harapannya ia dapat mendapatkan ilmu tentang literasi dan dapat di aplikasikan setelah mengikuti pelatihan.

“ Alhamdulillah saya seneng banget bisa ikut pelatihan ini, makasih untuk kakak dan abang mahasiswa IAIN yang telah menngundang kami, semoga kami dapat mengambil ilmu melalui pelatihan ini” ungkapnya.

Sedangkan pemateri pelatihan literasi ini yaitu Bapak Septian Utut Sugianto, M.Pd mengatakan bahwa tujuan LP2M mengadakan pelatihan ini bersama mahasiswa KKL Revolusi Mental agar menyadarkan masyarakat untuk melek literasi. Selain itu output dalam pelatihan ini adalah buku, jadi setelah diadakannya KKL Revolusi Mental tiap kelompok dapat menghasilkan buku.

“Output dalam pelatihan ini adalah buku, jadi LP2M sudah mempertimbangkan mahasiswa KKL tidak efektif jika hanya membuat laporan KKL biasa, kalau membuat buku mahasiswa lebih aplikatif dalam menulis” ungkapnya.Di akhir pelatihan, para peserta dianjurkan untuk membuat tulisan masing-masing, yang nantinya akan dikumpulkan dan dikemas dalam bentuk buku. (Siti Maulida)