Sempat Dicibir karena Miskin, Anak Ini Raih Doktor Muda dengan IPK 4.0

 
Sempat Dicibir karena Miskin, Anak Ini Raih Doktor Muda dengan IPK 4.0

LADUNI.ID, Jakarta - Kisah Lailatul Qomariyah (27) barangkali dapat menjadi inspirasi bagi kebanyakan anak muda sekarang. Ia telah berhasil membuktikan diri dengan meraih gelar doktor dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan IPK 4.0. dalam usia mudanya, 27 tahun!

Lailatul Qomariyah berhasil meraih gelar doktor tersebut setelah disertasinya yang berjudul "Controllable Characteristic Silica Particle and ITS Composite Production Using Spray Process", berhasil dipertahankan di hadapan para pengujinya.

Ayahnya, Saningrat (43), yang berprofesi sebagai tukang becak awalnya sempat dicibir oleh tetangganya karena keadaannya yang miskin. Hal itu terjadi saat putrinya menyatakan tekad untuk untuk melanjutkan kuliah.

"Cibiran tetangga ke saya begini, 'Jadi tukang becak mau menyekolahkan anaknya ke Surabaya, dapat uang dari mana, apalagi tanahnya hanya sepetak yang ditempati sebagai rumahnya',” tutur Saningrat, warga Dusun Jinangka, Desa Teja Timur, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, seperti dilansir dari laman kompas.com, Senin (16/9) kemarin.

Saningrat mungkin tidak memungkiri hal itu. Penghasilan sebagai tukang becak dan istrinya, Rusmiati (40), yang bekerja sebagai buruh tani, seakan mustahil untuk membiayai kebutuhan kuliah Lailatul. Akan tetapi, semangat dan tekad bulat Lailatul untuk tetap ingin melanjutkan kuliah membuat Saningrat dan istrinya juga bersemangat bekerja dan berdoa. 

"Bapak dan ibu tidak perlu khawatir soal biaya kuliah saya. Semoga saya mendapatkan rezeki sampai lulus," tutur Saningrat, mengenang kata-kata anaknya ketika hendak berangkat ke Surabaya.

Sementara itu, sejak duduk di bangku SMP, Lailatul yang lahir pada 16 Agustus 1992 selalu meraih ranking 1 di sekolah. Hingga akhirnya dia diterima di SMAN 1 Pamekasan dengan meraih beasiswa dan kini meraih gelar doktor muda.

Saningrat mengaku tidak pernah memberikan pendidikan khusus kepada anaknya. Ia hanya sibuk bekerja sebagai penarik becak dan istrinya menjadi buruh tani. Namun, Lailatul sudah dikenal di keluarganya sebagai anak yang cerdas sejak di bangku Sekolah Dasar (SD), karena terus-menerus mendapat ranking 1.

"Setelah lulus SD, anak saya mendaftar di SMP Negeri. Alhamdulillah diterima di SMPN 1 dan SMPN 4 Pamekasan. Namun, pilihannya jatuh ke SMPN 4 Pamekasan. Saya tidak tahu mengapa Lailatul memilih SMPN 4 Pamekasan," pungkasnya.