Khutbah Nabi

  1. Hadis:

    أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَإِنَّ أَفْضَلَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مَحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ أَتَتْكُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ هَكَذَا صَبَّحَتْكُمُ السَّاعَةُ وَمَسَّتْكُمْ أَنَا أَوْلَى بِكُلِّ مُؤْمِنٍ مِنْ نَفْسِهِ مَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِأَهْلِهِ وَمَنْ تَرَكَ دَيْنًا أَوْ ضَيَاعًا فَإلَيَّ وَعَلَيَّ وَأَنَا وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ

    Artinya:
    "Adapun kemudian Dari itu, maka sesungguhnya kabar yang paling benar adalah (yang terdapat dalam) Kitabullah (Al-Qur'an), dan petunjuk yang paling utama adalah petunjuk Dari Muhammad, urusan yang paling buruk adalah perbuatan mengada-ada.

    Setiap yang Dia da- adakan itu bid’ ah, dan setiap bid’ ah sesat, dan setiap kesesatan dalam neraka. Kamu akan mendatangi (berhadapan dengan) kiamat secara mendadak . Aku ini diutus padahal jarakku dengan saat kiamat adalah seperti ini. Dia mendatangimu pagi-pagi, dan menimpamu. Aku adalah lebih utama bagi orang mukmin Dari dirinya sendiri.

    Barang siapa meninggalkan uang maka harta itu untuk keluarganya. Barang siapa meninggalkan utang atau keluarga maka akulah (tempat menagih) dan bebankulah (menyelesaikannya). dan aku adalah pelindung orang-orang mukmin."

    Asbabul Wurud:
    dalam Shahih Muslim terdapat riwayat Dari Jabir bin Abdillah: "Adalah Rasulullah SAW kalau berkhutbah merah matanya, tinggi suaranya. Sangat hebat marahnya, seolah-olah Beliau komandan pasukan tempur yang sedang memberi pelajaran pada anak buahnya. Beliau bersabda: "Waktu mendatangimu di pagi hari dan sore hari. Aku ini diutus padahal jarak aku dengan kiamat hanya tinggal seperti ini (Beliau peragakan jari telunjuk dan jari tengah yang berdekatan). Lalu sabdanya lagi: "Adapun kemudian Dari itu ?” dan seterusnya bunyi Hadis di atas?

    Periwayat:
    Imah Ahmad, Muslim, An-NaSa'i dan Ibnu Majah Dari Jabir bin Abdillah.


    "Al-Qur'an dikatakan kabar yang paling benar, karena tidak terdapat di dalamnya kebatilan. Kokoh kuat ayat-ayatnya, yang telah di­turunkan Allah. Firman-Nya: "Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (Al-Qur'an) yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang.” (az Zumar 23) Dia lah kebenaran, Dia lah mu’jidzat Dia lah kitab suci yang tidak terdapat sedikitpun keraaguan di dalam­nya.

    Petunjuk yang paling utama adalah yang diberikan Muhammad SAW, yang terbaik sunnah (jalan) hidupnya. Firman-Nya: "Sesungguhnya engkau memberikan petunjuk kepada jalan (agama) yang lurus.” (as Syura 52). Perbuatan yang mengada-ada adalah yang tak dikenal Dari Al-Qur'an maupun Dari Sunnah dan tidak pula ada akar (asal) perbuatan tersebut terdapat di dalamnya. Demikian pula tidak terdapat dalam ijma’ ulama (konsensus). Kesimpulannya adalah perbuatan yang semata-mata didorong oleh kepentingin hawa nafsu adalah berlawanan dengan hukum syara’.

    Ibarat Nabi dekat sekali dengan kiamat, bagaikan jari telunjuk dengan jari lengah yang tiada lagi perantaranya (jaraknya). Maka nantikanlah kedatangannya dan segeralah bertobat.

    dalam soal utang ini Nabi sangat menekankan agar melunasinya, sehingga Beliau tidak akan menshalatkan jenazah orang yang masih berutang, yang berarti suatu celaan keras bagi orang-orang yang meremehkan soal utang atau menunda-nunda melunasinya. Setelah Allah memberi kemenangan kepada orang Islam, Beliau bersabda: ” Barang siapa meninggalkan ulang, maka akulah yang akan melu­nasinya. Beliau membayarnya sebagai penghormatan atau sebagai suatu kewajiban. Maka telah disyari’atkan agama sepanjang masa, untuk membayarkan utang mayit, dan meninggalkan (bekal) bagi kehidupan anak dan keluarganya. Maka orang mukmin itu adalah mukmin di masa hayatnya menurut hukum syara’. Hubungan Dia dengan utang, masyarakat dan penguasa jelas sekali (Nabi atau ptmerintah membayar utang tersebut kalau yang bersangkutan tak sanggup melunasinya). "Ingatlah bahwa perkataan yang paling benar adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad SAW.