DONASI untuk pengembangan profil pesantren 1.820, kitab 700, makam 634, biografi Ulama 2.577 dan silsilah, tuntunan ibadah, Al-Qur'an dan Hadis serta asbabulnya, weton, assessment kepribadian, fitur komunitas media sosial.
Pengakuan ulama kepada Ir. Soekarno sebagai seorang pemimpin yang sah suatu negara dengan gelar Waliyyul Amri Ad-Dharuri bis Syaukah, telah memberikan dampak yang sangat signifikan.
Pada 1325 H atau 1907 M, Percetakan Al-Karimi Mumbai India menerbitkan kitab terjemah Jawa Minhaj al-Atqiya karya Haji Muhammad Sholih bin Umar Samarani atau yang akrab dikenal dengan Kyai Sholeh Darat (1820-1804). Pada halaman 216-219 dijumpai penjelasan Kyai Sholeh Darat tentang “tombo ati” atau obatnya hati.
Gus Sholah, teguh memegang nilai-nilai waisan Nyai Hj. Solichah berupa kejujuran, keberanian, kesederhanaan, egaliter, dan kecintaan pada ilmu dan agama. Tak heran setelah menyelesaikan studinya, Salahuddin Wahid mampu meniti karier di berbagai bidang dan mendapat banyak kepercayaan.
Wajah sektarian dari kegiatan kaum muda Muslimin itu adalah apa yang tampak di permukaan. Sebabnya sudah dikembalikan kepada sempitnya wawasan kegiatan itu sendiri, yang tidak diletakkan dalam konteks yang integratif bagi wawasan kebangsaan dalam kehidupan bangsa dan negara.
Manusia sebagai khalifah selayaknya menjalankan fungsi kekhalifahannya senantiasa mengidentifikasikan diri dengan The Feminine God. Sekiranya demikian, maka sudah barang tentu tidak akan pernah terjadi destruksi lingkungan alam dan lingkungan manusia.
Nyai Hj. Solichah mengingatkan, "Sejak dulu, Ibu selalu menekankan bahwa anak-anak Ibu harus siap dan mampu menjadi pemimpin di bidang masing-masing. Tidak ada alasan bagi kamu untuk menolak jadi direktur rumah sakit."
Sikap Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari yang mengedepankan persatuan dapat dijadikan contoh bagi umat Islam saat ini, terutama ketika menghadapi isu-isu yang sering kali menjadi bahan perdebatan, perselisihan, dan pertikaian.
Kyai Hasyim menegaskan bahwa Imam Nawawi benar-benar seorang wali qutub yang menyamarkan derajat kewaliannya. Beliau menekankan bahwa orang yang mengaku dirinya sebagai wali Allah sejatinya bukanlah wali.
KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjelaskan sebuah konsep untuk menembus batas kejumudan dan melahirkan novasi yang brilian. Ia menyebutnya dengan istilah “budaya terobosan”.
Mbah Wahab itu adalah sosok yang senantiasa itsar, senantiasa mengutamakan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadinya.