Pesantren Kedunglo Almunadhdhoroh Kediri

 
Fasilitas di Lembaga ini :
Nama Fasilitas Jumlah Nama Fasilitas Jumlah
MI/SD 2 MTS/SMP 1
MA/SMA 1 Maly/Univ. 1
Tahfidz 1 Laboratorium 3
Poli Kesehatan 0 Koperasi 0
Pesantren Kedunglo Almunadhdhoroh Kediri

Profil

Pondok Pesantren Kedunglo al-Munadhdhoroh atau biasa disebut dengan pesantren Kedunglo terletak di Desa Bandar Lor Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Propinsi Jawa Timur, letaknya di pinggir Kali Brantas (Barat Kali) dan lurus sejajar dengan Kelenteng Tjoe Hwie Kiong di pinggir sebelah Timur Kali Brantas dan kurang lebih satu kilometer dari pusat Kota.Tepatnya RT.17 RW.03 di Jalan KH. Wahid Hasyim, gang IV Bandar Lor Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

Pondok Pesantren Kedunglo didirikan oleh KH. Mohammad Ma’roef pada tahun 1901 M. Istilah Kedunglo sendiri dinisbatkan kepada asal mula tempat
tersebut yang berupa Kedung dan diatasnya ditumbuhi tumbuhan Elo. Pondok Pesantren Kedunglo al-Munadhdhoroh telah mengembangkan pendidikan formal yang terdiri dari TK,SD, SMP, SMA, Universitas WAHIDIYAH.

Sejarah

Pada akhir tahun 1800-an hingga tahun 1900 banyak orang islam Indonesia mulai menyadari bahwa mereka tidak akan mungkin berkompetisi dengan kekuatan-kekuatan yang menantang islam yaitu dari pihak kolonialisme Belanda, penetrasi kristen dan perjuangan untuk maju di bagian-bagian lain di Asia apabila mereka terus melanjutkan kegiatan dengan cara-cara tradisional dalam menegakkan islam mereka mulai menyadari perlunya perubahan-perubahan .

Salah seorang yang menyadari perlunya perubahan-perubahan tersebut adalah KH. Mohammad Ma'roef. Lalu beliau mendirikan sebuah pondok yang bernama “Kedunglo” yang terletak di desa Bandar Lor kecamatan Mojoroto Kediri. KH. Mohammad Ma'roef mendirikan pondok pesantren ini karena melihat semakin berkembangnya masyarakat pada masa penjajahan kolonialisme yang pembinaannya telah didahului oleh ulama-ulama besar di jamannya.

Di kota Kediri, pada awalnya sudah mengenal agama secara luas, termasuk agama islam. Namun pada penerapan ajarannya perlu ditata lagi, karena mereka belum sepenuhnya menerapkan syari’at islam, akan tetapi pada prakteknya masih dicampur dengan adat istiadat yang bertentangan dengan syari’at islam.

KH. Mohammad Ma'roef, putra dari K. Abdul Madjid pendiri pondok pesantren Klampok Arum desa Badal Ngadiluwih kab. Kediri ini juga alumni pondok pesantren. Sebagai penerus dari perjuangan ayahnya, beliau lantas ingin mendirikan sebuah pondok pesantren, sebagai sarana untuk mewujudkan masyarakat yang religius, masyarakat yang berbudi pekerti dan berakhlak.

Sepulang dari belajar di Makkah al Mukarramah selama + tujuh tahun, KH. Mohammad Ma'roef tampak semakin alim dan waskita . Oleh karena itu, KH. Mohammad Ma'roef disuruh oleh mertuanya - K. Shaleh , Banjarmlati Mojoroto untuk mencari tanah yang akan dijadikan pondok pesantren .
KH. Mohammad Ma'roef tidak menyia-nyiakan hal tersebut, dia lantas tirakat sambil mengamalkan shalawat nariyah sebanyak 4.444 kali per hari. Akhirnya dia mendapat petunjuk atau hidayah dari Allah swt. bahwa tanah yang cocok untuk dijadikan pondok olehnya adalah tanah yang berada di sebelah barat sungai brantas diantara dua jembatan.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN

 

Relasi Pesantren Lainnya