Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah (PP Tabah) didirikan oleh KH. Musthofa Abdul Karim yang berasal dari Desa Tebuwung sebuah Desa yang terletak di aliran sungai Bengawan Solo di Dukun Kabupaten Surabaya saat itu. Lahirnya pesantren ini tidak dapat lepas dari sejarah masyarakat Desa Kranji, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, yang membutuhkan figur pemimpin yang benar-benar bisa menjadi panutan umat. Saat itulah nama KH. Musthofa diminta untuk menjadi sosok pemimpin umat, yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan.
PP yang hadir karena kepedulian KH. Musthofa terhadap persoalan umat ini berdiri pada Jumadil Akhir 1316 H/Nopember 1898 M. PP. ini kemudian lebih dikenal dengan nama Pondok Kranji, yang merupakan salah satu pesantren tertua di kawasan Pantura. Dalam waktu yang cukup singkat, lahan tanah pesantren pemberian H. Harun (warga Desa Kranji) yang dikenal angker itu ‘disulap’ menjadi sebuah bangunan pondok pesantren yang sederhana, tapi cukup bagi para santri untuk belajar. Mula-mula Kyai Musthofa menggali sumur dan membangun Langgar Agung (sekarang Musholla Al-Ihsan) dengan dibantu para santri. Oleh karenanya, KH. Musthofa merasa mantap untuk mendirikan dan mengembangkan Desa Kranji menjadi desa berbasis pondok Pesantren.
Pilihan Desa Kranji secara historis dan letak strategis adalah Pertama, merupakan Desa tertua, terbukti adanya Makam Ayu yang terletak sebelah barat Pondok Pesantren dan makam Gelondong yang berada di timur Pondok Pesantren. Nilai peninggalan makam yang cukup tua itu menggambarkan bahwa Desa kranji merupakan Desa yang mempunyai nilai sejarah bagi masyarakatnya. Kedua, merupakan Desa yang mempunyai nilai strategis dan ekonomis. Hal ini dibuktikan dengan adanya bangunan peninggalan Belanda yang berada di kanan kiri jalan Daendels, dan sampai sekarang di Desa Kranji terdapat Pasar Tradisional yang menjadi pusat perputaran ekonomi bagi masyarakat Desa Kranji dan sekitarnya. Pondok Kranji sebagai pusat pendidikan ilmu agama langsung diterima oleh masyarakat luas, meski tidak sedikit pula masyarakat yang sempat menentangnya.
Memuat Komentar ...