Syekh Ibrahim Al-Kurani
- by Ibn Hakim
- 5.114 Views
- Senin, 29 Maret 2021

Daftar Isi Biografi Syekh Ibrahim al-Kurani
Kelahiran
Syekh Ibrahim al-Kurani dikenal sebagai ahli Fiqih, pakar Hadits dan juga sebagai ulama yang mampu menggabungkan antara ilmu agama (al-‘ulum an-‘aqliyyah) dan sekuler (al-‘ulum al-‘aqliyyah). Beliau lahir pada tahun 1025 H.
Wafat
Syekh Ibrahim al-Kurani wafat di Madinah pada tahun 1101 H dan dimakamkan di pekuburan Baqi’.
Pendidikan
Ibrāhīm al-Kūrānī memulai pendidikannya di kota kelahirannya yaitu Shahrazur. Pendidikannya di Shahrazur mencakup pengetahuan Bahasa Arab, kalam, mantiq (logika), filsafat dan lainnya. Kemudian dia melanjutkan pendidikannya ke Baghdadyang; kota yang menjadi tempat berkumpulnya para ulama asal Kurdi pada masa Kekhalifahan Utsmaniyah di abad ke-17. Ibrāhīm al-Kūrānī menetap di kota Baghdad selama dua tahun, kemudian pindah ke kota Damaskus dan menghabiskan waktu selama empat tahun di kota itu, hingga melanjutkan ke kota Kairo pada tahun 1061/1650. Adapun guru-guru Ibrāhīm al-Kūrānī selama periode pendidikannya tersebut antara lain:
- Muhammad Al Kurani
- Shafiyyuddin Ahmad bin Muhammad Al-Qusyasyi (w. 1071 H)
- Abu Al-Mawahib Ahmad bin ‘Ali Asy-Syanawi (w. 1027)
- Al-Mulla Muhammad Syarif bin Yusuf Al-Kuri (w. 1078 H)
- ‘Abdul Karim bin Abu Bakar (w. 1050 H)
- Najmuddin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al-Ghazzi (w. 1061 H)
- Syekh Abu Al-‘Azaim Sulthan bin Ahmad Al-mizahi (w. 1075 H)
- Syekh Muhammad bin ‘Alauddin Al-Babili (w. 1077 H)
- Syekh Taqiyyuddin ‘Abdul Baqi bin ‘Abdul Baqi Al-Hanbali (w. 1071 H)
- Muḥammad Sharīf al-Kūrānī. Ibrāhīm al-Kūrānī belajar kepadanya ketika di Baghdad, ‘Abd al-Baqī Taqī al-Dīn al-Hanbalī (w.1070 H/1660 M).
- Ibrāhīm al-Kūrānī belajar kepadanya ketika di Damaskus
- Najm al-Dīn al-Ghazzī, Ibrāhīm al-Kūrānī belajar kepadanya ketika di Damaskus
- Abī al-‘Azā’im Sulṭan ibn Aḥmad al-Mazāḥī. Ibrāhīm al-Kūrānī belajar kepadanya ketika di Kairo ‘Abd al-Baqī; adalah mufti di kota Damaskus dan salah satu ulama mazhab Ḥanbalī terkemuka pada pertengahan abad ke-17 M. Ibrāhīm al-Kūrānī belajar kepadanya ketika di Damaskus. Pada fase ini Ibrāhīm al-Kūrānī secara khusus mempelajari teks-teks fiqih mazhab Ḥanbalī, Muḥammad ibn ‘Alā al-Dīn al-Bābilī. Ibrāhīm al-Kūrānī belajar kepadanya ketika di Kairo
- Abū al-Mawāhib Aḥmad ibn ‘Alī al-Syanāwī
- Muḥammad Sharīf ibn Yūsuf al-Kūrānī
- ‘Abd al-Karīm ibn Abī Bakr al-Ḥusaynī al-Kūrānī
- Aḥmad al-Qushāshī (Mursyid tarekat syathariyah
Penerus
Murid-muridnya:
- Muḥammad bin ‘Abd al-Rasūl al-Barzanjī (w. 1103/1691 M)
- ‘Ali bin Al-Hasan bin ‘Izzuddin Al-Hasani Al-Yamani Asy-Syami (w. 1120 H).
- ‘Abdurrauf bin ‘Ali Al-Jawi As-Sinkili Al-Fanshuri penulis tafsir terlengkap pertama di Nusantara, Turjuman Al-Mustafid fi Tafsir Al-Quran Al-Majid.
Karya Kitab
Syekh Ibrahim Al-Kurani mempunyai banyak karya ilmiah yang bermanfaat mencapai kurang lebih sekitar 100 karya yang sudah beliau buat, diantaranya:
- Kitab Ittihaf Al-Khalaf bi Tahqiq Madzhab As-Salaf
- Al-Amam li Iqazh Al-Himam yang merupakan tsabatnya, Nawal Ath-Thaul wa Al-Amam li Iqazh Al-Himam.
- Dzail ‘ala Al-Umam li Iqazh Al-Himam.
- Ittihaf Rafi’ Al-Himmah bi Washli Ahadits Syafi’ Al-Ummah yang juga disebut Masalik Al-Abrar.
- Iqazh Al-Qawabil li At-Taqarrub bi An-Nawafil.
- Lawami’ Al-Lali fi Al-Arba’in Al-‘Awali yang juga disebut Janah An-Najah bi Al-‘Awali Ash-Shihhah (salah satu manuskribnya ada di perpustakaan Batavia Jakarta).
- Nazh Az-Zabarjad fi Al-Arba’in A-Musalsalah bi Ahmad.
Hubungan Syekh Ibrahim al-Kurani dengan Aceh
Yang menarik pada sosok seorang Syekh Ibrahim al-Kurani ialah hubungannya yang cukup harmonis dengan penunut ilmu Aceh. Sebagian sejarawan menyebutkan bahwa seorang Aceh yang berguru padanya ialah Syekh ‘Abdurrauf bin ‘Ali al-Jawi al-Fanshuri yang biasa dikenal dengan sapaan Syekh Kual. Beliau adalah ulama yang pertama kali penulis tafsir lengkap pertama di kepulauan Nusantara, yaitu kitab Turjuman al-Mustafid fi Tafsir al-Quran al-Majid, cetakan Bombay. India. Diriwayatkan bahwa al-Fanshuri ini jika menjumpai permasalahan keislaman di negeri Aceh, beliau kerap kali mendatangi Syekh Ibrahim al-Kurani guna mencari jalan keluar dan jawaban apa yang dihadapinya. Oleh karena beberapa permasalahan yang dibawa al-Fanshuri ini, Syekh Ibrahim al-Kurani berkenan menuliskan satu kitab khusus membahas permasalahan-permasalahan ini. Kitab itu selanjutnya diberinya tajuk "al-Jawâbât al-Gharâwiyyah ‘an al-Masâil al-Jâwiyyah al-Jahriyyah". Penisbatan bahwa kitab al-Jawabat ini adalah milik Syekh Ibrahim al-Kurani telah disepakai ulama-ulama yang merekam perjalanan hidup beliau. Di antaranya Al-Muradi dalam Silk Ad-Durar, Al-Baghdadi dalam Hadiyyah Al-‘Arifin, dan penulis Idhah Al-Maknun. Lantas, apakah kitab beliau ini di mana bisa disaksikan untuk zaman sekarang ini?. Pentahqiq I’mal Al-Fikr wa Ar-Riwayat menyebutkan bahwa kitab yang membahas Fiqih Syafi’i ini naskahnya bisa dijumpai di Markaz Raja Faishal di bawah no. 0582-5-F. Kenyataan ini menunjukkan akan keakraban Markaz Raja Faishal dengan negeri ini dan kejayaan intelektualitas di masa Kerajaan Aceh.
Lokasi Terkait Beliau
Belum ada lokasi untuk sekarang
Memuat Komentar ...