Simak Kisah Pengguna Robot Seks di Jepang, Apa Hikmah yang Kita Peroleh?

 
Simak Kisah Pengguna Robot Seks di Jepang, Apa Hikmah yang Kita Peroleh?

Sebuah penelitian di Perancis baru-baru ini menyebutkan bahwa 27 persen warga berusia antara 18 dan 34 berhasrat melakukan hubungan seksual dengan robot. Penelitian ini juga menunjukkan, jumlah pria yamg tertarik menjalin hubungan seperti ini jumlahnya tiga kali lebih besar dibanding perempuan.

Di Jepang, produksi robot seks disebabkan salah satunya terkait data yang menyebutkan hampir sepertiga orang Jepang memasuki usia 30-an tanpa mengalami pengalaman seksual dan 64 persen orang berusia antara 18 - 34 tahun masih melajang. Pun banyak di antara yang sudah menikah mengalami kekeringan dan stagnasi hubungan keluarga yang menyebabkan mereka mencari alternatif, maka seolah memperoleh solusi: robot seks.

Jumlah pria ‘herbivora’ semakin meningkat di Jepang, sebuah istilah yang diartikan dengan pria yang berpaling dari cinta dan nilai maskulin tradisional ke kehidupan yang tenang dan tidak kompetitif alias mereka para pengguna robot seks. Yoshitaka Hyodo, pengusaha produk erotika Jepang mengatakan, “di masa depan dia yakin semakin banyak pria akan memilih hubungan dengan boneka.”

Masayuki Ozaki salah satu pengguna robot seks di Jepang, seorang fisioterapis berusia 45 tahun ini menemukan jalan keluar yang tidak biasa untuk menutupi kekosongan romantis dengan istrinya: menjalin cinta dengan boneka silikon, boneka ukuran manusia ini, bernama Mayu. Dia meletakkan boneka ini di tempat tidurnya, seatap dengan istri dan anak perempuannya di Tokyo, maka munculah konflik dalam keluarga mereka.

Setelah istrinya melahirkan, mereka berhenti berhubungan intim, cerita Masayuki Ozaki. Dia merasa sangat kesepian. "Tapi saat aku melihat Mayu di toko,itu adalah cinta pada pandangan pertama," kata Ozaki. Dia kerap kencan dengan 'kekasih baru' nya. Dia mengenakannya dengan wig, mengenakan pakaian dan perhiasan serta mendadani pasangannya.

Sejumlah besar pria Jepang telah yang mengalihkan cintanya pada boneka karet, Ozaki salah satunya, dia mengaku mati rasa berhubungan dengan manusia."Saya mencintainya dan ingin selalu bersamanya selamanya. "Saya tidak dapat membayangkan kembali berpasangan dengan manusia. Saya bahkan ingin dikuburkan bersama dia dan membawanya ke surga."

Setiap tahun di Jepang, sekitar 2.000 boneka seks terjual, harganya mulai dari dari US$ 6.000. Setiap boneka dilengkapi dengan jemari yang dapat diatur, kepala dan alat kelamin yang mudah dibongkar pasang. Sebagian besar konsumen adalah duda juga mereka yang mengalami permasalahan hubungan dengan manusia.

Kasus lain adalah Senji Nakajima yang telah hidup dengan boneka karetnya bernami Saori. Hubungan Nakajima dengan Saori telah menghancurkan keluarganya, tapi dia menolak meninggalkan 'kekasihnya' yang tak bernafas tersebut. "Orang selalu menginginkan sesuatu dari Anda, seperti uang atau komitmen," katanya. "Tapi tidak demikian dengan boneka. Hatiku berdebar tiap pulang ke Saori," tambah pria beristri dan beranak dua ini.

Senji Nakajima adalah pria berusia 62 tahun, seorang pengusaha kelahiran Tokyo. Setiap hari dia merawat bonekanya, seperti memandikannya. Dia juga membingkai foto 'kekasihnya' di dinding. Kegiatan lain dengan bonekanya adalah bermain ski dan berselancar. Terkadang mereka berpiknik bersama.

Istri maupun anak perempuan Nakajima tidak menerima boneka berbentuk perempuan ini di rumah mereka. Nakajima puas dengan kehidupan barunya sekarang dan dia tidak pernah memikirkan untuk kembali ke masa lalu. Dia menantikan masa depannya dengan Saori, boneka kesayangannya. Dia percaya bahwa dia telah menemukan cinta sejati.

Apa hikmah yang bisa kita peroleh?