Pancasila Harga Mati Sama Seperti NKRI

 
Pancasila Harga Mati Sama Seperti NKRI

LADUNI.ID, Indonesia adalah sebuah negara yang banyak bahasa,suku dan budaya, membutuhkan satu landasan yang kuat untuk menyatukan semuanya, Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.

Kepala Biro Sekretariat Pimpinan MPR RI, H. Muhammad Rizal, SH, MSi, mengungkapkan saat ini mulai terjadi pergeseran pada nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila mulai tergerus di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Karena itu nilai-nilai Pancasila perlu ditanamkan dan ditumbuhkan kembali khususnya pada anak-anak dan pemuda.

Pancasila adalah nilai-nilai yang hidup di tengah masyarakat. Tapi sekarang sudah mulai terjadi pergeseran. Sudah mulai tergerus di tengah-tengah kehidupan masyarakat kita, kata Muhammad Rizal dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR kerjasama MPR dan Karang Taruna Desa Serdang Kulon Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (21/7).

Muhammad Rizal mewakili Ketua MPR Zulkifli Hasan yang berhalangan hadir dalam sosialisasi yang diikuti berbagai elemen masyarakat, tokoh agama, pemuda, ketua RT dan RW se-kelurahan Serdang Kulon.

Muhammad Rizal memberi contoh pergeseran nilai-nilai Pancasila itu. Masyarakat di perkotaan, misalnya, sudah mulai mempunyai sikap individualistik, tidak mau tahu tentang orang lain. Nilai kebersaman dan gotong royong pelan-pelan sudah mulai hilang. Kehidupan yang ingin senang-senang, kehidupan yang materialistik, semua diukur dengan uang. Nilai kebersamaan dan gotong royong, tolong menolong sudah mulai pelan-pelan bergeser dan hilang,  jelasnya.

Dia juga memberi contoh lain anak-anak tidak ramah lagi, anak-anak tidak menghormati orang tua, sopan santun sudah mulai berkurang. Bayangkan ada anak membunuh orangtua. Ada anak menuntut kekayaan orangtua, ujarnya. Menurut Muhammad Rizal, pergeseran nilai itu terjadi karena pengaruh dari luar, yaitu nilai-nilai global. Pengaruh global ini menjadi tantangan kita semua. Karena itu dia mengajak untuk mengembalikan lagi nilai-nilai Pancasila itu.

Kita tumbuhkan dan hidupkan kembali nilai-nilai itu. Terutama generasi muda, mari kita tanamkan kembali dan kita hidupkan kembali nilai-nilai Pancasila itu. Nilai-nilai yang hidup di tengah-tengah masyarakat itu sekarang secara pelan-pelan mulai hilang. Kita bangunkan kembali. Kita cerahkan kembali kepada seluruh anak-anak, pemuda, pintanya. Pancasila sudah teruji.

Pancasila jangan digugat lagi. Pancasila harga mati sama seperti NKRI. Sekarang banyak masuk nilai-nilai baru yang mencoba untuk merongrong nilai-nilai Pancasila ini. Misalnya ISIS, liberalisme. Ini tidak cocok dengan Indonesia. Nilai Pancasila telah mempersatukan anak bangsa, tuturnya.

Dia menjelaskan Pancasila adalah milik kita semua bukan milik perorangan, atau milik rezim. Karena Pancasila lahir dan hidup dari bumi Indonesia. Pancasila tumbuh dan berkembang dari nilai-nilai budaya kita. Lahir dari adat istiadat kita. Lahir dari nilai-nilai agama yang ada, katanya. Kepada Karang Taruna, Muhammad Rizal berharap Karang Taruna bisa berperan dan berkontribusi menjembatani antara masyarakat dan pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Karang Taruna harus punya kontribusi dan peran untuk membantu pemerintah menjembatani dan memberdayakan masyarakat agar lebih baik lagi, ujarnya.