Para Wali yang Mendatangi Kalian, Melihatnya, Kemudian Pergi

 
Para Wali yang Mendatangi Kalian, Melihatnya, Kemudian Pergi

Syeikh Abdul Qadir Jailani kala itu sedang berada di Baqhdad. Beliau dengan murid terbaiknya mendaki bukit yang sangat tinggi. Beliau ingin mengujinya. Didorongnya murid itu agar jatuh ke sungai. Murid itu menyerah, tunduk pada syaikhnya. Dia adalah bayangan syaikhnya. “Bayangan” berarti kalian menyerah, namun tidak secara total. Masih ada keraguan di dalam hati . Apakah yang dimaksud sebagai ‘menyerah secara total’?
Para syaikh mengatakan: “Kami tidak ingin seseorang datang pada kami seperti mayat, karena meskipun sudah jadi mayat, mereka masih menyimpan keinginan.”

Ketika kalian meninggal, kalian masih mempunyai keinginan dan belum menyerah secara total. Nabi (kedamaian tercurah pada beliau) bersabda bahwa ketika seseorang meninggal dan kalian memandikannya dengan air dingin, maka jasad itu akan mengatakan: “Ini terlalu dingin. Buatlah hangat sedikit”. Jika terlalu panas, jasad itupun mengatakan: “Buatlah agak dingin sedikit”. Dan jika kalian menggosok mayat itu dengan kasar, diapun bisa merasakan sakit. 

Itulah mengapa Nabi mengatakan, "Sayangilah jasad orang mati, karena meskipun tidak bisa bicara, dia bisa merasakan”. Itulah mengapa dalam Islam tidak diizinkan memotong jasad atau melakukan otopsi apalagi membakarnya. Mereka merasakan apapun tanpa kalian sadari.

Walaupun dalam keadaan seperti ini, mayat itu masih belum ada penyerahan total. Penyerahan diri yang benar adalah ibarat selembar daun. Jika mengering, dia pun jatuh dan daun itu pergi kemanapun angin membawanya, ke utara atau selatan atau barat. Bahkan jika angin itu terseret ke dalam api, daun itu tidak mengatakan apapun. 

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN