Pelacur Politik Zaman Now #2

 
Pelacur Politik Zaman Now #2

Pelacur Politik dan Germo Politik 
Memasuki tahun politik baik menjelang pemilihan legilatif (pileg),  pilkada maupun pilpres tentunya bermacam fenomena lahir efek dari perpolitikan itu sendiri. Kita sering mendengar pelacur itu didunia prostitusi dan kehidupan malam. Namun dipanggung politik juga kerap lahirnya "pelacur politik". 

Sebelum membahas lebih lanjut, terlebih dahulu kita ulas pengertian "pelacur " dan "politik". Perkins dan Bennet dalam Koendjoro (2004), memberikan pengertian pelacuran sebagai transaksi bisnis yang disepakati oleh pihak yang terlibat sebagai sesuatu yang bersifat kontrak jangka pendek yang memungkinkan satu orang atau lebih mendapatkan kepuasan seks dengan metode yang beraneka ragam. 

Senada dengan hal tersebut, Supratiknya (1995) menyatakan bahwa prostitusi atau pelacuran adalah memberikan layanan hubungan seksual demi imbalan uang. Berdasarkan penjelasan diatas pelacur itu sebuah praktik penyimpangan demi mendapat kepuasan. Dalam pengertian yang lain pelacur itu menjajakkan kemolekan tubuhnya dan kecantikkan wajahnya kepada pria-pria hidung belang. 

Mengumbar setiap jengkal auratnya agar bisa terjual laku. Tapi itu semua mereka lakukan demi uang, -meskipun beberapa melakukannya demi kepuasan dan hobi toh pada akhirnya mereka mendapatkan uang juga. Tak peduli apakah yang dilakukannya adalah zina dan haram, asal dapat uang, apapun jadi. Bahkan beredar gosip bahwa kini ada yang namanya melacur demi kepopuleran. Menajajakan tubunya, lubang surgawinya, demi kepopuleran, demi menyandang title artis. (A. Zamrud AK, 2014).

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN