Aji Saka: Sejarah Asal Mula Aksara Jawa

 
Aji Saka: Sejarah Asal Mula Aksara Jawa
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Cerita asal mula Aksara Jawa merupakan kisah cerita rakyat di Jawa, yang diambil dari buku yang berjudul Cerita Rakyat Nusantara, buku tersebut diciptakan oleh Dian K, illustrator buku tersebut adalah Yol Yuhanto dan Aji Meis, adapun penerbit dari buku Cerita Rakyat Nusantara adalah PT. Buana Ilmu Populer (kelompok Gramedia).

Cerita Asal Mula Aksara Jawa sendiri bercerita tentang kisah seorang pemuda bernama Aji Saka dengan dua punggawa yang bernama Dhora dan Sembadha, serta Prabu Dewata Cengkar yaitu seorang prabu yang gemar memakan daging manusia yang berawal karena seorang juru masak kerajaan tidak sengaja terpotong jarinya dan masuk kedalam masakan, lalu masakan itu dimakan oleh Prabu Dewata Cengkar. Suatu ketika Aji Saka menantang agar Prabu Dewata Cengkar memakan Aji Saka tetapi dengan syarat Prabu Dewata Cengkar harus memberi tanah seluas panjang surban yang diikatkan di leher Aji Saka.

Prabu Dewata Cengkar pun memenuhinya, ia mengukur dengan cara menarik kain surban Aji Saka, tetapi dengan kekuatan Aji Saka kain selendang itu memanjang hingga mencapai ke tepian laut Pantai Selatan, lalu Aji Saka menghempaskan Prabu Dewata Cengkar ke tengah-tengah laut Pantai Selatan tersebut, dan secara tiba-tiba Prabu Dewata Cengkar berubah menjadi seekor buaya putih.

Setelah menang melawan Prabu Dewata Cengkar, Aji Saka pun menjadi raja di Negara Madhangkamulan, Aji Saka yang pernah menitipkan Keris Pusakanya kepada salah satu punggawanya yang bernama Sembada di Pulau Majethi, mengutus Dhora untuk mengambil Keris Pusaka tersebut, dikarenakan Sembadha begitu mempertahankan amanat Aji Saka yaitu tidak boleh memberikan Keris Pusaka tersebut ke tangan orang lain selain Aji Saka sendiri yang mengambilnya, Dhora dan Sembadha pun bertarung, dan karena mereka sama saktinya, keduanya tewas atas pertempuran tersebut.

Aji Saka mendengar tentang tewasnya kedua punggawa yang sangat setia dan terpercaya itu dari salah seorang pengawal kerajaan, Aji Saka baru teringat tentang pesan yang di berikan kepada Sembadha untuk tidak memberikan Keris Pusaka kepada orang lain selain Aji Saka, lalu Aji Saka pergi ketempat di mana kedua punggawanya bertempur, Aji Saka sangat menyesal atas kelalaiannya, dan dari peristiwa itu Aji Saka membuat Aksara yang berbunyi:

ha na ca ra ka            : Ana utusan (ada utusan)

da ta sa wa la             : Padha kekerengan (saling berselisih pendapat)

pa dha ja ya nya        : Padha digdayané (sama-sama sakti)

ma ga ba tha nga      : Padha dadi bathangé (sama-sama mejadi mayat)

Berikut diskripsi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan cerita Sejarah Asal Mula Aksara Jawa antara lain sebagai berikut:

  1. Aji Saka

Seorang pengembara yang tinggal di sebuah negara yang bernama Majethi, berwajah rupawan dan mempunyai kepribadian yang luhur, mempunyai keris pusaka yang dititipkan kepada punggawanya yang bernama Sembada.

  1. Prabu Dewata Cengkar

Seorang Raja di sebuah negara yang bernama Madhangkamulan, mempunyai kegemaran memakan daging manusia yang berawal dari ketidaksengajaan dari seorang juru masak istana yang terpotong jarinya dan masuk kedalam masakan, seiring dengan berjalanya waktu dan dari kebiasaan memakan daging manusia membuat Prabu Dewata Cengkar mempunyai kepribadian yang kejam dan perangai yang mengerikan.

  1. Sembadha

Seorang punggawa dari Aji Saka yang menjaga amanat membawa keris sakti milik Aji Saka, cenderung mempunyai sifat pendiam dan patuh terhadap perintah Aji Saka.

  1. Dhora

Seorang punggawa dari Aji Saka yang menemani pengembaraan Aji Saka ke negara Majethi, patuh terhadap perintah Aji Saka, mempunyai sifat periang.

  1. Patih Kerajaan Madhangkamulan

Seorang Patih kerajaan Majethi, yang bertahun-tahun mengabdi untuk raja diraja di kerajaan tersebut. Mempunyai sifat patuh dan setia terhadap segala perintah raja walaupun umurnya sudah menua.

  1. Negara Majethi

Negara dimana Aji Saka tinggal, Negara yang makmur dan melimpah akan sandang pangan, sebagian besar rakyat Negara Majethi mempunyai pekerjaan sebagai petani.

  1. Negara Madhangkamulan

Negara yang di pimpin oleh Prabu Dewata Cengkar, Raja yang agung bijaksana, dan mempunyai sandang pangan yang melimpah, tetapi kemudian berubah menjadi negara yang sepi dan mencekam, karena satu persatu rakyatnya dimakan oleh Prabu Dewata Cengkar.


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 11 Agustus 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.
__________________
Editor: Kholaf Al Muntadar