Pesantren Nuhiyah Pambusuang Polewali Mandar

 
Fasilitas di Lembaga ini :
Nama FasilitasJumlah Nama FasilitasJumlah
MI/SD1 MTS/SMP1
MA/SMA1 Maly/Univ.0
Tahfidz1 Laboratorium1
Poli Kesehatan1 Koperasi1
Pesantren Nuhiyah Pambusuang Polewali Mandar

Profil
Berdirinya pesantren Nuhiyah adalah lanjutan tradisi pengajian sorogan yang berkembang secara massif di Pambusuang khususnya di awal abad ke 20 M.
Pengajian di masjid Pambusuang yang diasuh H. Alwi bin H. Lolo bin H. Muhammad Nuh dan H. Sahabuddin bin Bokhari bin Nuh pada tahun 1927-1928 merupakan titik awal dari kemunculan pesantren Nuhiyah. Pengajian di masjid ini kemudian dilanjutkan oleh Muhammad Yasin dan H. Muhammad Ghalib (keduanyamerupakan cucu H. Muhammad Nuh) pada tahun 1934.

Lambat laun santri yang ikut dalam pengajian ini berkembang dengan pesat. Langgar tempat pengajian dirasakan tidak lagi kondusif sebagai tempat pengajian akhirnya dilakukan pemugaran langgar secara besar-besaran dengan kontruksi bangunan susunan batu sedimen tapi sudah menggunakan semacam bahan semen sebagai perekatnya seluas 18×18 meter dengan daya tampung kurang lebih 300 orang. Ketika Annang Guru Hasan bin Sahil cucu dari H. Muhammad Nuh menjabat Imam masjid Pambusuang sekaligus pemimpin kajian kitab di langgar pada tahun 1935, membuat strategi jejak pengajian dari politik ke perang melawan Belanda.

Maka pengajian diberi nama Madrasah Arabiah Islamiyah dengan singkatan (MAI), dan tetap menggunakan model pembelajaran sorogan. Saat Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya di dunia, Haji Ahmad Alwi cucu dari H.Muhammad Nuh pulang berjuang dari Negeri Jawa mempelopori berdirinya pengajian langgar dengan mengubah nama pengajian dari MAI ke nama Madrasah Diniyah Islamiyah (M.D.I).

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN

 

Relasi Pesantren Lainnya

  • Belum ada pesantren yang berelasi dengan pesantren ini.