Tuhan Mahatahu Apa yang Terbaik bagi Kita

Laduni.ID, Jakarta - Suatu ketika, sebuah kapal tenggelam diterjang badai hebat di tengah lautan. Semua awak kapal hanyut bersama serpihan kapal yang porak-poranda. Tak satu pun selamata, kecuali seorang pria yang berhasil bertahan hidup berkat sebuah pelampung. Namun, keberuntungannya tak berlangsung lama. Ia terdampar di sebuah pulau kecil yang tak berpenghuni, sendirian, tanpa bekal, tanpa harapan pasti.
Hari-hari awal, ia terus berdoa dengan penuh harap. Setiap pagi, matanya menatap cakrawala, berharap ada kapal yang melintas dan menyadari keberadaannya. Namun, pulau itu terlalu terpencil. Hampir tak ada kapal yang lewat, apalagi merapat.
Lama-kelamaan, pria itu mulai kehilangan asa. Ia mencoba bertahan hidup dengan membuat perapian untuk menghangatkan tubuh. Ia juga mengumpulkan kayu dan pelepah nyiur untuk merangkai tempat berteduh. Sebuah gubuk sederhana pun ia bangun, semata untuk melindungi diri dari panas dan hujan, tempat melepas lelah setelah menahan lapar.
Keesokan harinya, ia menjelajahi pulau, mencari buah-buahan untuk sekadar mengisi perut yang kosong. Sepulangnya dari pencarian, ia mendapati sesuatu yang mengejutkan: gubuk yang ia bangun dengan susah payah terbakar habis. Api menjilat hingga rata dengan tanah. Asap hitam membubung tinggi ke langit. Rupanya, ia lupa memadamkan api perapian sebelum pergi.
Dengan hati hancur, ia berseru lantang ke langit, “Ya Tuhan, mengapa Kau lakukan ini padaku? Mengapa? Mengapa?”
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...