Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga #6: Al-Mursyid Abu MUDI Menjadikan Dayah MUDI Mercusuar Dunia dan

 
Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga #6: Al-Mursyid Abu MUDI Menjadikan Dayah MUDI Mercusuar Dunia dan

LADUNI.ID, PESANTREN- Perubahan maupun modernisasi yang Abu MUDI tempuh tidak menghilangkan nilai lama yang telah dibina dan di bangun pondasi oleh as-sabiqul al-awaalun (ulama yang terdahulu), namun Abu hanya menambahkan pendidikan yang tidak diajari dalam kurikulum dayah dan juga untuk menjawab tantangan zaman yang semakin canggih. Setiap revolusi ataupun modernisasi tentu saja tantangan bukan hanya bersifa eksternal bahkan internal sekalipun dan ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri  untuk dihadapi.

Al-Mursyid Abu MUDI di dalam pengajian-pengajian, baik pengajian khusus dewan guru atau dalam pengajian umum di setiap pagi Jum’at. Dalam melakukan modernisasi pendidikan dayah, Abu Mudi berpegang dan bersemboyan dengan qaidah “Al-muhafadhah ‘ala Qadimi ash-Shalih wa al- Akhdu bi al-Jadidi al-Ashlih” (Memelihara hal-hal lama yang bagus, dan mengambil hal-hal baru yang lebih bagus).

Sebuah lembaga pendidikan tentu saja mempunyai ciri khas, karakteristik dan keunggulan tersendiri. Adapun ciri khas yang menonjol dari dayah tersebut adalah: adanya kepemimpinan yang kolektif, gaya kepimimpinan di Dayah Mudi sangat berbeda dengan dayah lain. Gaya kepemimpinan ini dilandasi dengan panca jiwa dayah atau ruhul ma’had yang berdasarkan keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhwah Islamiyah dan kebebasan. Terobosan baru yang telah berhasil beliau lakukan diantaranya mendirikan Mabna Lughah (Lembaga Bahasa Asing)  baik bahasa Arab dan Inggris, Tahfizul Al-Quran (Bahkan sudah banyak santri yang hafidz 30 Juz).

Kurangnya publikasi telah menutup informasi bahwa Dayah Mudi Mesra sebenarnya telah melahirkan banyak hafidz Al Quran yang mumpuni. Di samping itu, di Dayah Mudi Mesra juga didirikan sanggar kegiatan seni baik kaligrafi, foto, maupun seni artistik lainnya. Adanya lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) hingga perguruan tinggi seperti STAI Al-Aziziyah yang didirikan pada tahun 2003 dan  tahun tersebut sudah berubah menjadi Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga yang berdiri tegak di seputaran lingkungan dayah dan telah melahirkan banyak alumninya serta telah berkecimpung dalam mendayahkan masyarakat Aceh.

Sebagai salah satu dayah tertua di Aceh, Ma’hadal ‘Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga telah berhasil mewarnai pengaruh agama Islam di Aceh dan Nusantara bahkan luar negeri. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya cabang dayah Mudi Mesra yang didirikan. Tidak hanya di Aceh, bahkan di luar Aceh seperti di Batam dan Jakarta. Berbagai macam terobosan telah dilakukan di dayah tersebut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa mendatang.

Walaupun al Mukarram Abon Aziz Samalanga telah tiada, jiwa dan semangat beliau tetap hadir dalam setiap deru langkah kita untuk meng-Aziziyah-kan (Mengangungkan) tanah Serambi Mekkah ini untuk terus melawan penjajahan (baca: kebodohan) sebagaimana telah dibuktikan dalam catatan sejarah Aceh yang megah. Abon Aziz telah membuka ruang bagi generasi bangsa Aceh untuk merdeka secara intelektual baik dunia maupun akhirat. Untuk ini, tiada kata paling indah selain doa dari kami murid-muridmu sang guru. Allahummagfirlahu Warhamhu Wa’afihi Wa’fu ‘Anhu. Al-Fatihah. Amin.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi Penggiat Literasi Asal Aceh