Pesantren Al-Ghozali di Jombang Wajibkan Santrinya Setor Hafalan Nadzom Kitab Imrithi

 
Pesantren Al-Ghozali di Jombang Wajibkan Santrinya Setor Hafalan Nadzom Kitab Imrithi

LADUNI.ID, Jombang - Pesantren Asrama Al-Ghozali Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur mewajibkan para santrinya untuk setoran hafalan nadzom Kitab Imrithi setiap hari Jumat.

Adapun kegiatan setoran ini rutin dimulai setelah usai shalat Jum'at berjamaah di Masjid Bahrul Ulum. Seluruh santri jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) secara bergantian menyetorkan hafalannya kepada pengurus pondok.

Menurut Ketua Asrama Al-Ghozali Muhammad Choirurrojikin, kegiatan ini sudah berlangsung sejak bertahun-tahun. Dan terus dilestarikan oleh para santri hingga saat ini. Para santri yang akan setoran hafalan nadzom Imrithi dibagi dalam beberapa kelompok untuk mempermudah.

"Tujuan kegiatan ini agar para santri paham dan hafal materi gramatika bahasa Arab yang ada di Kitab Imrithi. Dengan begitu para santri lebih mudah menjelaskan dan mempraktikkan saat baca kitab kuning," jelasnya, Jumat (28/9).

Kitab Imrithi merupakan salah satu kitab yang membahas gramatika atau qowaid bahasa arab. Imrithi biasa diajarkan di pesantren salaf yang ada di Nusantara. Imrithi masuk dalam kategori pelajaran nahwu atau ilmu alat. Umumnya dalam pengajaran ilmu alat di pesantren salaf bagi pemula memakai kitab Jurumiyah, lalu lanjut ke Imrithi dan disempurnakan dengan Al-Fiyah Ibnu Malik.

"Khusus yang melewati pendidikan di Madrasah Muallimin Muallimat Tambakberas, maka setorannya nadzom Al-Fiyah minimal 250 bait, ini jadi syarat ikut ujian kenaikan kelas," bebernya.

Pemuda yang biasa disapa Oji ini menambahkan, belajar kitab kuning tanpa terlebih dahulu mendalami ilmu nahwu maka bisa dikatakan gagal. Padahal ilmu yang memuat ajaran syariat Islam seperti fikih, tauhid, tasawuf, akhlak, hadits dan ulumul qur'an banyak termuat di kitab kuning. Di kalangan santri ibadah di utamakan.

Namun mendalami ilmu nahwu saja tentu tak cukup. Karena harus diimbangi dengan ilmu shorof dan balaghah. Hal ini guna memperkuat pemahaman tentang gramatika bahasa arab. Sehingga ilmu seorang santri itu sempurna, lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan.

"Selain belajar ilmu nahwu, santri di sini juga harus belajar shorof seperti tashrif. Untuk bidang ilmu ini kita pakai kitab Amtsilati Tashrifiyah karya ulama asal Jombang bernama Kiai Ma'shum," ungkap Oji.

Selain dihafalkan, nadzom Imrithi juga diperlombakan dan ditampilkan di Asrama Al-Ghozali. Hal itu biasa dilakukan saat ulang tahun Pesantren Bahrul Ulum, akhirussannah, widuda, maupun lomba antar kamar. Biasanya kegiatan tersebut bernama kreasi nadzom.

"Kreasi nadzom itu seperti bernyanyi tapi liriknya berisi bait-bait nadzom Imrithi. Untuk nadanya terserah setiap kelompok. Peserta terunik dan bisa menghibur penonton akan menjadi pemenang," pungkasnya. Belajar ilmu agama sangat penting.