Samalanga dan Batee Iliek #10: Karamah Teungku Ramieleé di Mata masyarakat

 
Samalanga dan Batee Iliek #10: Karamah Teungku Ramieleé di Mata masyarakat

LADUNI.ID,SEJARAH Krueng  Batée Iliék sepanjang perjalanan sejarah merupakan daerah yang tidak dilupakan masyarakat Aceh. terutama masyarakat Samalanga dan sekitarnya. Karena di sungai itu terjadi suatu peristiwa besar yaitu berperang melawan Belanda.

Lebih, tepatnya dipenghujung  Krueng  Batée Iliék terdapat sebuah  daerah yang terkenal dan populer disebut dengan Ramieleé.
Daerah Ramieleé pada saat itu menjadi pusat kehidupan Agama Islam. Di situ berdiri sebuah dayah yang dipimpin oleh  Teungku Nyak Muda Ali (Teungku Ramieleé). Beliau dianggap karamah (keuramat/orang yang dimuliakan masyarakat dan tempat mengambil berkah/tabarruk). 
Lebih tepatnya orang suci. Belandapun mengakuinya “Batée Iliék adalah pusat keagamaan. Kubu itu dipertahankan oleh pemuda-pemuda pelajar islam yang fanatik. Kampung itu merupakan sebuah tempat keramat.

Tempat tinggal ulama dengan guru-guru dan murid-murid yang mengajar serta belajar membaca Qur’an dan sama-sama fanatik menentang perluasan kekuasaan Belanda. Kubu-kubunya terletak dipuncak-puncak bukit dan di hubungkan dengan lubang-lubang perlindungan”.  ( Paulvan’tVeer: 141)


Daerah  Ramieleé adalah sebuah bukit yang subur diantara bukit-bukit yang melingkari Kerajaan Samalanga. di situ terdapat tempat yang luas dan besar terdiri dari gua-gua dan batu-batu yang terbentuk dengan indah.  Daerah itu dikelilingi dinding batu. Dinding batu tersebut terdiri dari batu yang tinggi dan batu bertangga-tangga. 


***Helmi Abu Bakar El-Langkawi Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga, Aceh

(Sumber: Zubaidah, Bate Ilie’ Yang Menyimpan Sejarah)