Dayah dalam Kehidupan Masyarakat Aceh

 
Dayah dalam Kehidupan Masyarakat Aceh

 

LADUNI.ID, SEJARAH- Sejarah telah mencatat bahwa ketika Islam datang, surau diislami- sasikan. Di samping sebagai tempat pertemuan dan tempat tidur, surau menjadi tempat untuk mempelajari ajaran Islam, membaca al-Quran dan tempat shalat. Manakala menjadi tempat shalat diawali berkembangnya Islam, surau telah berfungsi sebagai masjid kecil.

Biarpun demikian, dalam rentang waktu, dibangun dua tempat yang berbeda, yaitu surau dan masjid. Masjid dijadikan sebagai tempat yang hanya untuk peribadatan belaka, seperti shalat lima waktu, shalat Jumat dan shalat dua hari raya.

Sementara itu di sisi lain, surau berfungsi sebagai tempat asrama bagi pemuda dan tempat belajar membaca al-Qur‟an dan pengetahuan agama, untuk praktik ritual keagamaan, suluk, dan tempat orang-orang berkumpul untuk berbagai pertemuan.

Dengan demikian, dayah, pesantren dan surau mempunyai latar belakang  sejarah  yang  berbeda,  kendatipun  mempunyai  fungsi  yang sama. Penting dicatat bahwa dayah, seperti pesantren, mungkin juga dikembangkan dari lembaga pendidikan Hindu.

Hindu telah ada di Aceh sebelum kedatangan Islam meskipun tidak begitu kuat pengaruhnya seperti yang terjadi di Jawa. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh Islam terhadap  rakyat  Aceh  sangat  kuat,  dalam  banyak  aspek  kehidupan mereka, sehingga orang-orang Aceh telah menghilangkan warna-warna pengaruh Hindu.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN