Renald Kasali: Digital Footprint Para Penebar Hoaks

 
Renald Kasali: Digital Footprint Para Penebar Hoaks

LADUNI.ID, Jakarta -  Beberapa waktu lalu, sejumlah eksekutif datang ke Rumah Perubahan, mereka berkeluh kesah tentang program strategis pemerintah yang sulit dijalankan. "Banyak yang mengganggu," ujarnya.

Kami lalu sama-sama membuka jejak-jejak digital "para pengganggu" tadi. Staf-staf saya yang masih sangat muda berhasil memetakan siapa saja geng pengganggu itu, kata-kata kuncinya, serta media-media yang mereka gunakan.

Dan yang mengejutkan, ternyata ada orang dalam yang bermasalah yang terlibat.

Mempelajari motif dan pola penyebaran hoax di era ini sebenarnya tidak sulit-sulit amat. Saya masih ingat saat mengalami serangan orang-orang tertentu terkait penjelasan saya tentang disruption dan sharing economy.

Bukannya beradaptasi dengan perubahan, usahawan yang bisnisnya terganggu memilih untuk menyewa jasa para penebar hoax. Dan jangan lupa, mereka bekerja tidak sendirian. Ada yang mengorkestrasinya.

Social Score

Suatu siang di sebuah ruang kecil di Bursa Efek Indonesia (BEI), saya berbincang dengan direktur utama BEI periode yang lalu. Dia bertanya apakah saya pernah membeli saham. Stafnya kemudian mengetik nama di komputer, dan begitu diklik, langsung keluarlah cabang-cabangnya.

Terus terang saya agak takut juga membaca peta data saya. Tapi, alhamdulillah tak begitu punya banyak masalah. Lalu, iseng-iseng saya minta dimasukkan nama seorang politisi yang "berisik".

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN