Kyai Agus Sunyoto: Bukti Faktual Bangsa Tertua di Dunia

 
Kyai Agus Sunyoto: Bukti Faktual Bangsa Tertua di Dunia

LADUNI.ID -  Semenjak direndahkan sebagai Bangsa lnlander kelas sampah - disposable race - sejak disahkannya Burgelijk Wetboek 1847, pribumi Nusantara dianggap bagian dari ras terbelakang hasil evolusi hewan primata jenis kera. Temuan Dubois akan fosil manusia Sangiran, Pithecantropus Erectus, makin menguatkan argumen bahwa kaum inlander adalah keturunan kera. Bahkan setelah merdeka pun, label stigmatik inlander bodoh, malas, terbelakang, primitif, yg permisif dan selalu tersingkir dalam menghadapi tantangan kehidupan karena tidak mampu menghadapi persaingan. Inlander hanya mampu hidup sebagai Babu, Jongos, Kacung, Kuli, Gedibal, Tukang, Manol, dll pekerjaan rendahan.

Di tengah kedudukan rendah sebagai Bangsa Bodoh, para ilmuwan menemukan fakta tentang reruntuhan situs purbakala berusia 14.500 tahun, yg dua kali lebih tua dibanding situs Mesir, Sumeria, Babylonia, Cina, Sungai lndus, yg terkait dengan temuan fosil manusia purba tertua berusia 1,5 - 2,5 juta tahun. 

Awal abad pertama Masehi, terbentuk Kalender Surya Sengkala (Solar), Candra Sengkala (Lunar) dan Pranata Mangsa (musim) yg digunakan hingga era Millenial sekarang ini. 

Walmiki dalam Ramayana dan Wyasa dalam Mahabharata - ditulis tahun 2500 - 1500 SM - menggambarkan tentang Penguasa Samudera, Baruna, yg istananya lebih megah dan lebih mewah dibanding lndraloka. Anak-2 Baruna, Kalakeya, sangat ditakuti karena sering mendobrak lndraloka di Amarawati. Bahkan Brahmaloka pun diserbu dan dijarah oleh bangsa penghuni samudera. 

Wan Zhen, pegawai pelabuhan Shanghai, tahun 260 Masehi, mencatat kapal-2 Kun Lun dari selatan yg ukurannya tiga kali lebih besar dari ukuran kapal Cina.

Para arkeolog terkagum-kagum menemukan situs kuno Borobudur, Prambanan, Candi Sewu, Ratu Boko, Mendut, Gedong Songo, Candisari, Badut, Jago, Penataran, dll, bukti tingginya ilmu teknik sipil dan arsitektur di Nusantara. 

Penetapan Kitab Undang-2 Hukum Positif era Kalingga abad Vl Masehi yg dilanjut era Singhasari, Majapahit, Demak hingga Mataram adalah fakta tak tersanggah tentang tingginya peradaban Nusantara. Begitu pun sistem negara dan pemerintahan dari Ratu, Datu, Raja, Maharaja, Panembahan, Sultan adalah bukti faktual tentang tinggi dan agungnya peradaban Nusantara, termasuk pengembangan ilmu metalurgi, di mana sejak abad 13 Majapahit sdh mampu mencetak Bedhil, Bedhil Besar, Wugari (peluru), dan aneka senjata yg ampuh di medan tempur. 

Meski fakta peradaban dgn sisa-sisa situs adalah bukti betapa tinggi kecerdasan bangsa pribumi Nusantara, tapi pandangan stigmatik yg secara sistemik sistematik menempatkan pribumi sebagai inlander bodoh, pemalas, primitif, selalu kalah, bermental budak, tunduk kepada bangsa asing, tidak merubah simpulan apa pun. Situs kuno Borobudur, mustahil dibikin pribumi. Itu dibuat Nabi Sulaiman, Bani lsrael, meski tidak ada bukti situs sehebat Borobudur di lsrael. Majapahit dan Gajah Mada pun, bukanlah kerajaan pribumi karena pribumi adalah inlander goblok, bodoh, pekok, pandir, dungu, longor, tolol, idiot. Pribumi wajib tunduk kepada bangsa asing atau keturunan asing. Anehnya, keharusan jadi Bangsa Tolol itu di-amin-i dan didukung oleh pribumi-2 yg memang tolol. 

Lepas dari klaim-2 tentang kecerdasan bangsa asing dan ketololan ras Nusantara, sebuah keniscayaan yg tidak bisa disanggah adalah Prestasi yg berhasil dicapai oleh Anak-2  Bangsa yg distigma tolol wal bahlul minal idiot ini dalam ilmu pengetahuan: 

Tahun 2015 dalam lnternational Earth System Project (lESP), Olimpiade Sains lnternasional di Prancis, dan dalam lnternational Life Science Olympiad (ILSO) di Serbia dan lnternational Junior Science Olympiad (IJSO), Fisika, Biologi, Kimia, Mathematika di Nederland, murid-2 SD/Ml lndonesia menggondol 46 medali emas, perak, perunggu; tahun 2016 menyabet 32 medali emas, perak, perunggu; 2017 meraih 27 medali emas, perak, perunggu; 2018 merebut 50 medali emas, perak, perunggu; 

Murid SMP/MTs tahun 2015 merebut 46 medali emas, perak, perunggu; tahun 2016 meraih 28 medali emas, perak, perunggu; tahun 2017 memperoleh 36 medali emas, perak, perunggu. Lho, mana prestasi anak-2 Belanda? Anak-2 Timur asing yg klaim sebagai ras unggul? 

Sungguh, tidak perlu bermain klaim tentang keunggulan secara verbal, tetapi tunjukkan kualitas riil dan faktual bahwa anak-2 bangsa Nusantara yg ditolol-bodohkan selama ini adalah keturunan ras tertua di dunia, yaitu ras manusia yg sudah melewati proses evolusi paling lama dan paling tua di antara ras-ras lain yg di negeri asalnya tidak terdapat sisa-sisa peradaban besar masa silam warisan leluhurnya.

Oleh : Kyai Agus Sunyoto Ketua LESBUMI PBNU

#lawanpembodohanbangsa
#jasmerahbangsa
#lawantakhayulmodern