Menyentuh, Banser Berusia 74 Tahun Ini Terus Mengabdi dan Tak Mau Pensiun

 
Menyentuh, Banser Berusia 74 Tahun Ini Terus Mengabdi dan Tak Mau Pensiun

LADUNI.ID, Tasikmalaya – Adalah B.Hasbulloh (74), yang selalu terlihat di kegiatan-kegiatan NU di Kabupaten Tasikmalaya. Ia bukan kiai bukan ajengan. Bukan pula tamu undangan. Ia hanya seorang Banser yang berpartisipasi mensukseskan acara dengan menjaga privasi. Paling tidak, merapikan roda kendaraan dua atau empat atau mengatur parkir.   

Terbaru, kekek soal 74 tahun ini menjaga hayat pada Halaqah Alim Ulama Jawa Barat di Pondok Pesantren Cipasung saat peringatan Hari Santri, Senin (22/10). Keesokan saat itu ia turut serta pada konvoi Kirab Satu Negeri yang tiba di kabupaten itu, yang akan segera bertolak ke Kota Banjar. 

Ia melakukan kegiatan-kegiatan semacam itu bukan mulai dari kemarin sore, tetapi sejak tahun 1982. Berarti hingga hari ini, ia melaksanakan sepanjang 36 tahun.

Itu di Banser, di organisasi induknya, Gerakan Pemuda Ansor, pria akrab disapa Abah Buloh ini aktif sejak tahun 1971. Namun, pada tahun 1982, ia memilih aktif di Banser. Pada saat bersamaan, ia ditunjuk menjadi Ketua Pertahanan Sipil (Hansip) Kampung Bageur, Desa Sukarapih, Kecamatan Sukarame, tempat tinggalnya.  

Pikeun si Buloh, euweuh kitu kieu. Jadi banser teh tah jaga ulama. Hadiran pengajian, jaga pengajian. Aya teu aya materi, lillahi ta'ala (bagi si Buloh, tidak begini begitu. Jadi Banser itu tetap ulama. Datangi pengajian, jaga pengajian. Ada dan tidaknya materi lillahi ta'ala, ”ujar kompilasi yang ditemui di kediamannya, Selasa (23 / 10).

Ketua GP Ansor Asep Muslim Tasikmalaya menyampaikan bahwa Abah Buloh merupakan Banser yang baru. Diusahakan senja tidak mau berhenti aktif di Banser. Asep bercerita, jika Abah Buloh tidak tahu ada kegiatan NU atau Banser, maka dia akan marah. Agar keturunan dia menghabiskan lagi waktu dan fisiknya. Namun, di luar dugaan, dia tidak suka suka seperti itu.

Pikeun si Buloh, guru mah engke pas dikurebkeun, (Bagi si Buloh pensiun dari kegiatan-kegiatan NU dan Banser, nanti kompilasi besar sudah dikuburkan,” tegas Abah Buloh ketika ditanya dari Banser. Di akhir hayatnya ia hanya bercita-cita husnul khatimah, meninggal dengan iman dan Islam yang melekat di dadanya. (Sumber: NU Online)