Apa Makna Hari Santri? Inilah Jawaban Warek 3 UIN Malang

 
Apa Makna Hari Santri? Inilah Jawaban Warek 3 UIN Malang

LADUNI.ID, Malang – Perayaan Hari Santri Nasional yang diperingati 22 Oktober kemarin berlangsung meriah di berbagai wilayah di Tanah Air. Hal ini mendapat tanggapan dari Wakil Rektor (Warek) 3 UIN Malang Dr H Israqunnajah, M.Ag atau yang kerap disapa Gus Is.

Menurutnya, santri dapat didefinisikan sebagai orang yang punya komitmen tinggi untuk belajar keagamaan di hadapan kiai atau tokoh agama yang punya kompetensi di bidangnya untuk menjelaskan perihal agama. Gus Is juga menambahkan, dilihat dari kepribadiaan, seorang santri mempunyai pengalaman yang lebih tentang moralitas.

"Bukan hanya moralitas saja, namun santri pun lebih lekat kaitannya dengan spiritualitas dan moralitas. Terkadang santri itu lebih dewasa dari usianya, karna di usia yang kadang-kadang orang masih membiarkan nafsunya berkecamuk namun beda halnya dengan seorang santri yang tidak demikian," terangnya.

Selain itu, dalam penilaian Gus Is, Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober merupakan langkah yang tepat. "Meskipun penghargaan ini agak sedikit terlambat dari pemerintah. Karena sejak awal sebenarnya pesantren tidak pernah menuntut apapun mengenai Hari Santri untuk Pemerintah," ungkapnya.

Dalam hal ini, Gus Is juga berpendapat bahwa apresiasi dari pemerintah sudah baik dengan menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Dengan beberapa tema yang diusung setiap tahunnya berbeda-beda, seperti pada tahun ini dengan tema "Bersama Santri Damailah Negeri".

Mengenai pendapat beberapa orang yang menginginkan bahwa di tanggal 22 Oktober adanya libur nasional, menurut Gus Is sendiri kembali kepada individu sendiri. "Bagaimana kita mampu memaknai hari Santri itu sendiri, jika dalam pemaknaan butuh aktualisasi sendiri yang mampu melakukan kegiatan di hari itu maka libur menjadi sebuah alternatif," papar ketua Tanfidziyah PCNU Kota Malang ini.

Kendati demikian, Gus Is juga mengatakan bahwa, jika kegiatan tersebut merupakan wujud dari aktualisasi adanya hari Santri dan tidak mengganggu suatu pekerjaan, mengapa kita harus libur? Saran dari Gus Is sendiri untuk para santri ialah sedemikian banyaknya ilmu agama yang tidak akan pernah habis kita pelajari.

"Setelah kita belajar sesuatu yang sifatnya fardlu 'ain, maka dipersilakan belajar yang sesuai dengan kompetensi minat bakat masing-masing," tutupnya. (Sumber: Times Indonesia)