Jokowi: Tugas Seorang Ilmuwan adalah Mengubah Kesulitan Menjadi Kemudahan

 
Jokowi: Tugas Seorang Ilmuwan adalah Mengubah Kesulitan Menjadi Kemudahan

LADUNI.ID,JAKARTA - Presiden Joko Widodo menantang para ilmuwan di tanah air untuk mengubah yang tidak mungkin menjadi kenyataan dan mengubah kesulitan menjadi kemudahan. Jokowi mencontohkan beberapa perubahan yang terjadi sangat cepat, seperti Belanda, negara kecil tetapi menjadi pengekspor pangan. 

Jokowi kemudian mencontohkan facebook yang merupakan media terpopuler saat ini justru tidak punya redaktur, tidak memiliki redaksi, tidak punya wartawan, dan tidak pernah membuat konten berita.

“Siapa sangka, perusahaan taksi terbesar di dunia, perusahaan taksi terbesar di dunia tapi tidak memiliki mobil, tidak memiliki kendaraan. Namanya, Uber,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Pameran Indonesia Science Expo (ISE) Tahun 2018 di Hall 5 Indonesia Convention Center (ICE) Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (1/11) pagi.

Menurut Jokowi beberapa perubahan di atas harus dimengerti supaya tahu bahwa dunia telah berubah begitu cepatnya. Sehingga lanjut Jokowi semua keterbatasan yang dimiliki saat ini  bukan halangan dan bisa saja dilalui. 

“Yang ingin saya katakan adalah semua keterbatasan itu tidak relevan, tidak. Menjadi tidak relevan, semua keterbatasan menjadi tidak relevan. Semua ketidakmungkinan bisa diterobos. Yang dulu tidak mungkin sekarang bisa diterobos oleh yang namanya ilmu pengetahuan, oleh yang namanya teknologi, oleh yang namanya inovasi-inovasi,” tegas Jokowi 

Lebih lanjut Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menyampaikan jika kehadirannya di acara tersebut  adalah untuk menyaksikan para scientist atau ilmuwan yang mengubah ketidak kemungkinan menjadi kenyataan, yang membuat kesulitan-kesulitan menjadi kemudahan-kemudahan.

“Jangan di balik-balik. Sekarang ini yang banyak di kita ini menghabiskan energi yang mudah-mudah menjadi sulit-sulit, dipersulit. Mestinya, yang membuat kesulitan itu dijadikan kemudahan-kemudahan. Inilah yang akan membawa negara kita Indonesia maju. Inilah yang akan membawa Indonesia maju,” ujar Kepala Negara.

Karena itu Jokowi mengingatkan, peraturan pemerintah tidak cukup menyelesaikan masalah. Sebab tidak semuanya bisa dipagari oleh peraturan dan regulasi. Menurutnya, yang dibutuhkan sekarang, adalah standar moralitas yang semakin tinggi berbarengan dengan penggunaan teknologi itu. 
“Sekali lagi,  yang dibutuhkan adalah standar moralitas yang semakin tinggi berbarengan dengan penggunaan teknologi. Dan teknologi yang disalahgunakan harus dihadang oleh teknologi lain yang dipandu dengan standar moralitas yang tinggi,” tutur Presiden.

Jokowi yakin menghadapi tantangan tersebut tidak ada institusi lain yang mampu yang paling relevan menjawab tantangan kecuali lembaga penelitian. Pasalnya dia menegaskan, lembaga penelitian harus menjadi ekosistem pembangunan nasional yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu, lanjutnya perlu kerja sama dengan pemerintah, lembaga pendidikan, industri, dan mitra-mitra strategis yang lainnya.

“Kita harus mengerti masalah ini. Dalam situasi seperti apapun, lembaga penelitian menempati peran sentral dalam kehidupan manusia beserta ekosistem kehidupannya, berperan sentral dalam melahirkan karya-karya riset yang unggul dan berperan sentral dalam menjawab setiap tantangan zaman yang ada,” tutur Presiden Jokowi,

Sekadar diketahui, ISE 2018 adalah kegiatan yang menampilkan hasil riset karya sebagai kontribusi terhadap perkembangan iptek dan arah ilmu pengetahuandi Indonesia. ISE yang diselenggarakan hingga 4 November 2018 itu mengadakan pameran, 12 konferensi ilmiah, 26 workshop dan talk show, 10 science show, youth science and innovation fair, 6 science movie dan science art.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menristekdikti M. Nasir, Seskab Pramono Anung, dan Kepala LIPI Laksana Tri Handoko.