Ini Alasan Rasulullah Melarang Sahabat Pindah Rumah Dekat Masjid

 
Ini Alasan Rasulullah Melarang Sahabat Pindah Rumah Dekat Masjid

LADUNI.ID, Pringsewu – Segala yang diperintahkan Allah dan Rasulullah selalu memiliki hikmah besar bagi umat Islam. Tidak hanya perintah, larangan Allah dan Rasul pun terkandung hikmah bagi manusia. Seperti hikmah larangan Rasulullah  terhadap sahabat yang hendak memindahkan rumahnya ke dekat masjid.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim mengisahkan tentang Bani Salamah yang meminta izin kepada Nabi untuk menempati tanah kosong yang berdekatan dengan sebuah masjid. Bani salamah berfikir karena rumah mereka jauh dari masjid maka dengan berpindah ke dekat masjid, mereka akan semakin mudah dalam mendatangi shalat berjamaah. Namun ternyata Nabi tidak mengizinkan niat Bani Salamah tersebut.

Adapun larangan Nabi ini bukan tanpa alasan. Nabi mengingatkan Bani Salamah sebanyak dua kali untuk tetap di rumah yang letaknya jauh dari masjid. Karena dalam sabdanya Nabi menjelaskan, sesungguhnya pada tiap-tiap langkah menuju ke masjid mengandung keutamaan satu derajat

Ini merupakan alasan Nabi melarang sahabatnya dari Bani Salamah untuk memindahkan rumah di dekat masjid. Sebab semakin jauh jarak yang ditempuh dan besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh orang yang beriman dalam mendatangi shalat berjamaah di masjid, semakin besar pula pahala yang diberikan Allah SWT.

Adapun kisah ini diceritakan oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, Lampung H Taufik Qurrohim saat memaparkan keutamaan shalat berjama'ah yang diambil dari hadits Nabi dalam Kitab Tankihul Qaul karya Imam Nawawi.

“Larangan Nabi ini juga tidak berarti kita umat Islam harus tinggal jauh dari masjid. Ini menunjukkan bahwa jika kita tahu banyaknya fadhilah shalat berjamaah di masjid, maka kita akan senantiasa shalat berjamaah di masjid,” tegasnya pada paparan dalam kegiatan Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) di Aula Gedung NU Pringsewu, Ahad (11/11).

Menurut Mas Taufik, begitu ia biasa disapa, bahwa dalam riwayat lain disebutkan satu langkah menuju shalat berjamaah di masjid berhak atasnya satu derajat, sedangkan langkah yang lainnya menjadi penghapus dosa baginya. Orang yang gemar ke masjid merupakan sahabat malaikat. Ketika sakit dijenguk, ketika susah akan dibantu dan dalam shalatnya selalu ditemani para malaikat yang bersama-sama mengucapkan lafadz Amin setelah membaca Fatihah.

“Shalat adalah perintah wajib dari Allah. Shalat berjamaah adalah sunah Rasul. Rasul telah mencontohkan bahwa beliau tidak pernah shalat 5 waktu sendiri selama hidupnya. Ini menjadi motivasi dan cambuk bagi kita untuk senantiasa mencontoh Nabi dari sisi shalat berjamaahnya,” jelasnya.

Mas Taufik pun menambahkan dengan sebuah kisah inspiratifnya tentang seseorang kakek tua dan cacat netra yang tempat tinggalnya jauh dari masjid namun tetap istikomah shalat berjamaah. Tidak hanya itu saja, ketika berangkat ke masjid, ia harus melewati daerah yang banyak sekali hewan buas dan membahayakan keselamatannya. Semua itu dilakukannya untuk menggapai keutamaan shalat berjamaah. “Bagaimana dengan kita?,” tanyanya mengajak semua untuk berinstropeksi diri.