Menguak Rumus Sedekah

 
Menguak Rumus Sedekah

LADUNI.ID, KOLOM-  Matematika sedekah tidak menggunakan rumus perkalian 1x1 =1.Tapi, dalam matematika sedekah menggunakan rumus perkalian 1x1 = 700. Sebagaimana firman Allah Swt, 

“Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan ganjaran bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261). 

Ini menunjukkan bahwa setiap satu sedekah akan berkembang hingga 700 ganjaran dari Allah swt. Maka tidak ada kamus miskin bagi para dermawan.

Bahkan, matematika sedekah bukan sekadar menghasilkan angka 700. Tapi, sedekah juga menghasilkan jumlah tak terhingga (infinity).

Sebagaimana firman-Nya, “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh manusia memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An-Nisa: 114).

Ini pula menunjukkan keutamaan bersedekah. Maka bersedekah bukan sekadar melatih kepekaan sosial kepada sesama (filantropi).

Sebab itu, matematika kebaikan kadang luput dari logika manusia. Karena matematika kebaikan menggunakan logika Allah Swt yang bersifat adil (al-’adl), pengasih dan penyayang (ar-rahman, ar-rahim), pengampun (al-ghafur), merajai (al-malik), dan suci (al-quddus). Meski berbuat kebaikan bukan untuk menghitung-hitung pahala.

Tapi, hitung-hitungan di atas menunjukkan keadilan dan kasih sayang Allah Swt dalam memberikan ganjaran kepada para hamba-Nya yang berbuat baik.

Jadi, jikapun kita dilemparkan ke neraka oleh Allah Swt hanya disebabkan kezaliman yang kita lakukan sendiri. Sebab, Allah Swt tidak menzalimi hamba-Nya (QS. Ali Imran: 182, An-Nisa: 40, Al-Anfal: 51, Yunus: 44, dan Al-Hajj: 10), manusialah yang menzalimi dirinya sendiri. Nah!

Sumber: Adnan, M. Pd. I, Dosen IAIN Lhokseumawe, sumber: Serambi Indonesia, Matematika Kebaikan, 2018