Realisasi Tarbiyah Humanisme Melahirkan Insan Kamil

 
Realisasi Tarbiyah Humanisme  Melahirkan Insan Kamil

LADUNI.ID, KOLOM-  Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak lepas dari individu yang lainnya. 

Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antarmanusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi.

Dengan demikian kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesama, maupun interaksi dengan tuhannya, baik itu sengaja maupun tidak disengaja.

Abdurrahman Mas’ud menyebutkan dalam satu karyanya bahwa Allah telah mengangkat manusia sebagai seorang khalifah (pemimpin) atau sebagai wakilnya di bumi. 

Allah Swt juga telah menganugerahkan kepada manusia kemampuan spiritual, intelektual serta kebebasan baik dalam kebebasan berfikir atau bertindak. Akan tetapi kebebasan di sini dibatasi oleh niai atau norma. 

Dengan potensinya manusia dapat mengetahui mana perilaku yang baik dan mana yang buruk, untuk itu potensi manusia harus dibimbing dan dikembangkan lewat pendidikan agar tidak mengarah ke arah negatif.

Proyeksi kemanusiaan
Humanisme dimaknai sebagai potensi (kekuatan) individu untuk mengukur dan mencapai ranah ketuhanan (transendensi) serta mampu menyelesaikan persoalan-persoalan sosial. 

Humanisme dalam pendidikan Islam adalah proses pendidikan yang lebih memperhatikan aspek potensi manusia sebagai makhluk berketuhanan dan berkemanusiaan, serta individu yang diberi kesempatan oleh Allah untuk mengembangkan potensi-potensinya.

Di sinilah urgensi pendidikan Islam sebagai proyeksi kemanusiaan (humanisasi).

Berangkat dari itu, dunia pendidikan harus mendapat sorotan lebih agar dapat berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi, perkembangan anak didik serta kebutuhan-kebutuhannya. 

Sebab sejauh ini, sebagian lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya di pedesaan, masih menggunakan konsep atau metode klasik yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan. 

Melihat kenyataan ini, para pemikir pendidikan berusaha menggagas pemikiran tentang pendidikan bagi harkat kemanusiaan. 

Di antaranya tokoh yang menyuarakan humanisasi pendidikan, yaitu Paulo Freire dan Ki Hajar Dewantara, mereka adalah tokoh yang menyuarakan dan memperjuangkan semangat tersebut dalam dunia pendidikan.

* Masrur Salamuddin, MA, Putra Kelahiran Meurandeh Alue, Pidie Jaya, mantan Ketua LPPM IAI Al-Aziziyah Samalanga