Densus 88 Mabes Polri Silaturahmi ke Kantor PCNU Bogor

 
Densus 88 Mabes Polri Silaturahmi ke Kantor PCNU Bogor

LADUNI.ID, Bogor - Densus 88 Mabes Polri menyambangi kantor PCNU Kabupateb Bogor pada Kamis Pahing, siang hari, 23 November 2018. Selain untuk bersilaturahmi, pertemuan membahas adanya kerjasama sinergi antara institusi Polri dalam hal ini Densus 88 dengan stakeholder holders Nahdlatul Ulama.

Rombongan dipimpin oleh AKBP H. Saleh Pattimura, dan didampingi  4 orang anggota. Mereka disambut langsung oleh sejumlah pengurus PCNU, Lembaga dan Banom diantaranya, Wakil Sekretaris PCNU kab Bogor,Ust. H. Amirullah, SH,  Ketua Robithoh Masjid Al Islamy (RMI), KH. Abdul Basith Mahfud, S.Pd, Ketua Lakspesdam,  Nur Ahmad, MH, Lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTM), H. Agus Riadi, LKNU, Adi Supardi Diploma Ing., Banser dibawah Komando Ketua GP Ansor, KH. Abdullah Nawawi, Satkorcab, Kang Ucen Ruslan, Ketua CPB – IPNU, Irfan, Direktur PAUD Hasyim Asy'ari Bogor, Dr. Ade Heriyanti dan beberapa Pengurus lainnya. Juga hadir di akhir acara Wakil Ketua PCNU, KH. Ahmad Ikrom.

Pada acara itu AKBP H. Saleh Pattimura, menyampaikan salam dan terima kasih atas sambutannya kiai kiai NU dan pengurus NU kabupaten Bogor.

“Bahwa roadshow silaturahmi ini telah dan akan berlanjut menyambangi pengurus NU, mulai dari PBNU, PWNU dan PCNU sebagai bagian dari Indonesia,” kata Saleh.

Lanjutnya, dia menjelaskan tentang tupoksi Densus 88, antara lain tentang pencegahan, pembinaan dan penindakan THP upaya-upaya atau kegiatan yang Radikal dan Deradikalisasi.

“Demi tercipta keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Khususnya di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila, UUD 45, dan Bhineka Tunggal Ika,” terang Saleh.

Labih jauh Saleh menerangkan, sejak disahkannya UU terorisme yang baru memberi ruang bagi Densus 88 untuk melakukan penindakan terhadap upaya radikal yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan dan kenyamanan masyarakat, apalagi yang mengarah ke makar.
 

“Bahkan sudah ratusan orang yang ditindak yang berindikasi hal di atas,” ungkapnya.

Ada beberapa wilayah, kata Saleh, yang mendapat perhatian dari Densus 88, termasuk Jawa Barat, Poso, dan lain-lain. Skala perhatian ada yang zona merah atau kuning. Dengan tindakan pembinaan yang tepat, dapat menurunkan zona merah ke kuning dan kuning ke hijau.

“Aman –nyaman,” jawab Saleh, ketika menjawab pertanyaan Dr. Ade Heriyati tentang wilayah mana saja di Indonesia yang mendapat perhatian.

“Tentunya, hal ini agar kita hidup lebih tenang dan nyaman lagi dalam bernegara dan bermasyarakat. Kepada masyarakat disarankan melapor ke aparat kepolisian terdekat untuk preventif dan kuratif hal tersebut,” sambungnya.

Sementara ditempat yang sama, Wakil Sekretaris PCNU, kiai H. Amirullah menyampaikan salam damai dan persahabatan, “Ketua PCNU kab Bogor,  KH. Romdhoni MH, karena sesuatu hal pada kegiatan lain yang tidak bisa diwakilkan, sehingga pada kesempatan ini, beliau menugaskan kami para pengurus cabang,” ucap kiai Amirullah dalam sambutannya.  

Semua sepakat, lanjut Amirullah, bahwa keadaan seperti ini yang aman damai tentram patut disyukuri. Ini, bagian dari Ni'mat Allah.

“Bayangkan, jika situasinya konflik, terjadi demo yang tidak berarti, bahkan peperangan seperti di benua lain yang kita saksikan saat ini, untuk ibadah fardhu pun mereka tak nyaman. Sehingga, Ni'mat yang mana lagi yang engkau dustakan? Lalu Ni'mat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu masih kamu dustakan?, “ tutur Kiai Amirullah sambil menjelaskan hingga 33x kalimat tersebut diulang ulang dalam surat Ar-Rohman.

Kiai Amirullah berharap sinergitas deradikalisasi itu dapat tersosialisasikan hingga ke akar rumput di pelosok Bogor. Untuk itu, lanjut Amirullah, Mabes Polri yakin dan optimis peran NU dengan jaringan struktur dan non struktur warga Nahdliyyin berjalan optimal. Komunikasi inten baik kunjungan fisik on the spot maupun via media informasi lainnya dapat menjadikan simbiosis mutualisme untuk semua pihak.

“NKRI bagi NU sudah final, harga mati. Sehingga segala upaya yang merongrong kedaulatan NKRI  dari PBNU hingga Banser ya tampil di garda terdepan. Ini telah dibuktikan oleh pendiri NU dan diestafetkan ke generasi Nahdliyyin hingga saat ini dan selanjutnya. Sejak berdirinya Negara Indonesia. Jadi bukan hanya gaung baru-baru ini saja,” ungkap Kiai Amirullah

Hal senada juga disampaikan Ketua LTM NU, H. Agus Riadi, para Kiai pendiri NU juga telah berjihad sejak berdirinya Negara Republik Indonesia. Ingat Resolusi Jihad NU untuk mengusir penjajah  10 Nopember 1945 di Surabaya. Saat itu baru saja Indonesia diproklamirkan oleh Sukarno - Hatta pada 17 Agustus 1945.

“Bahkan dikalangan NU dikenal istilah PBNU (Panca Sila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 45),” ujarnya.

Acara silaturahmi mengalir dengan suasana yang aman, tenang dan nyaman, tidak tegang dan dialogis dua arah.

Diakhir acara semua spontan menyanyikan lagu Yalal Wathon, yang di dalamnya memuat kalimat Hubbul Wathon Minal Iman.

Untuk diketahui, cinta tanah air sebagian dari Iman, sebagaimana dawuhnya Hadrotusy Syekh Hasyim Asy'ari dan Mbah Wahab Hasbulloh.

Kemudian berdo’a, dilanjutkan sholat Dzuhur berjamaah dan bermunajat untuk keselamatan bangsa dan negara dan masyarakat Indonesia.

Sebelumnya, acara diawali  dengan bacaan sholawat Asyghil dipandu ketua LTMNU mengawali doa yang dipimpin oleh Ketua RMI NU.

 

(Hakim Hasan LTN kab Bogor/srf)